Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Ditutup Variatif, Indeks Kospi Terkoreksi 1,17 persen  

Pergerakan pasar dunia menunjukkan tren positif seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan komitmen bank sentral untuk terus memberikan kucuran stimulus fiskal. 
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Asia ditutup dengan hasil bervariasi di tengah kenaikan pasar Amerika Serikat yang kembali mencatatkan rekor kenaikan tertinggi harian.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Topix Jepang ditutup pada posisi 1.618,18 atau naik 0,83 persen. Kenaikan ini ditopang oleh pembelian saham pada lima perusahaan investasi Jepang oleh perusahaan milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc.

Indeks Shanghai Composite China terpantau menguat tipis 0,09 persen di level 3.406,94 sementara indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,13 persen ke level 25.454,08

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup di zona merah setelah melemah 0,22 persen dan parkir di level 6.060,50. Sementara koreksi terdalam terjadi pada indeks Kospi Korea Selatan yang terjerembab 1,17 persen di 2.326,17. 

Pergerakan pasar dunia menunjukkan tren positif seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi dan komitmen bank sentral untuk terus memberikan kucuran stimulus fiskal. 

Di sisi lain, lonjakan kasus positif virus corona masih terus terjadi, seperti di Amerika Serikat. Sementara India melaporkan lonjakan kasus harian terbesar seiring dengan angka kasus positif mencapai 25 juta orang di seluruh dunia.

"Meskipun lambat, pemulihan ekonomi terus terjadi dengan momentum kenaikan di AS pada bulan Juli dan di Eropa pada bulan Agustus. Tren ini juga didukung oleh kebijakan bank sentral dunia yang akan akomodatif terhadap perekonomian yang akan menopang aset-aset berisiko," jelas Esty Dwek, Head of Global Market Strategy di Natixis Investment Managers Solution

Sementara itu, tensi antara China dengan Amerika Serikat kian memanas. Pemilik aplikasi TikTok, ByteDance Ltd.kini diharuskan memiliki izin dari pemerintah China untuk menjual operasinya di Negeri Paman Sam. Hal tersebut menyusul adanya pembatasan baru yang dilakukan China terkait ekspor teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper