Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Tebar Dividen, Begini Rencana Penggunaan Laba Malindo Feedmill (MAIN)

Keputusan tersebut didasarkan oleh pertimbangan tekanan terhadap industri perunggasan akibat pandemi Covid-19.
Day old chicken (DOC)./Repro-Malindo Feedmil
Day old chicken (DOC)./Repro-Malindo Feedmil

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan PT Malindo Feedmill Tbk. memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk kinerja tahun buku 2019.

Direktur Malindo Feedmill Rudy Hartono Husin menjelaskan bahwa saat ini seluruh dunia dan Indonesia tengah mengalami pandemi Covid-19. Akibatnya, perlambatan pertumbuhan ekonomi dialami seluruh negara tidak terkecuali di dalam negeri.

Rudy menyebut sulitnya kondisi perekonomian juga berimbas kepada industri perunggasan. Dengan sejumlah pertimbangan itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) memutuskan tidak ada pembagian dividen untuk kinerja tahun buku 2019.

“Jadi, seluruh laba 2019 akan digunakan untuk operasional perseroan, mempertahankan kinerja perseroan, serta untuk pembangunan ke depan,” jelasnya dalam paparan publik secara daring, Jumat (28/8/2020).

Berdasarkan laporan keuangan 2019, Malindo Feedmill membukukan pendapatan Rp7,45 triliun pada 2019. Realisasi itu naik 11,17 persen dari Rp6,70 triliun tahun sebelumnya.

Kendati demikian, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi sebesar 13,69 persen secara year on year (yoy) pada 2019. Jumlah yang dikeluarkan naik dari Rp5,76 triliun pada 2018 menjadi Rp6,55 triliun.

Dari situ, laba kotor emiten berkode saham MAIN itu senilai Rp901,68 miliar pada 2019 atau turun 4,30 persen dari Rp942,20 miliar tahun sebelumnya.

Penurunan signifikan terjadi dalam pos perubahan aset biologis perseroan. Tercatat, aset biologis turun 50,33 persen dari Rp117,15 miliar pada 2018 menjadi Rp58,18 akhir tahun lalu.

Sementara itu, beban penjualan naik 6,54 persen. Nilai yang harus dikeluarkan main naik dari Rp173,37 miliar menjadi Rp184,71 miliar.

Dengan demikian, MAIN membukukan laba bersih Rp152,48 miliar pada 2019. Pencapaian itu turun 46,45 persen dibandingkan dengan Rp284,790 miliar per 31 Desember 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper