Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Capex PGN (PGAS) hanya 10 Persen hingga Juni 2020

Target belanja modal atau capital expenditure PGN hanya akan mencapai 40 hingga 44 persen dari total belanja modal yang dicanangkan perseroan sebelumnya.
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN
Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menyatakan tengah mengajukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020 kepada Dewan Komisaris Perseroan.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengatakan target belanja modal atau capital expenditure perseroan hanya akan mencapai 40 hingga 44 persen dari total belanja modal yang dicanangkan perseroan sebelumnya.

“Untuk mempertahankan cashflow PGN secara korporasi kita akan memprioritaskan capex yang memang bisa meng-generate revenue dalam short term atau jangka pendek,” ungkapnya dalam paparan publik perseroan yang difasilitasi oleh Bursa Efek Indonesia pada Jumat (28/8/2020).

Hingga Juni 2020, manajemen menyatakan baru menggunakan 10 persen capex dari total belanja modal yang dianggarkan perseroan sebelumnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, perseroan sebelumnya menganggarkan belanja modal sebesar US$500-US$700 juta pada tahun ini dengan rincian sebesar 64 persen dari total capex akan digunakan di segmen bisnis upstream, sedangkan sebesar 36 persen akan digunakan di segmen downstream, midstream, dan supporting.

Artinya, kegiatan operasional yang dicanangkan dalam RKAP 2020 sebelumnya tidak akan dieksekusi secara keseluruhan.

Arie lebih lanjut menyatakan bahwa perseroan tengah mengerjakan proyek dengan alokasi terbesar yakni proyek pipa minyak blok Rokan dan pengembangan WK Pangkah yang memakan dana belanja modal terbesar perseroan

Di sisi lain, manajemen menyatakan perseroan sudah memangkas biaya operasional atau operational expenditure hingga US$100 juta.

“Kita namakan cost effectiveness. Memang kalaupun Covid-19 ini tidak ada, kami sudah mencanangkan hal itu,” sambungnya.

Untuk diketahui, PGAS membukukan pendapatan sebesar US$874 juta pada triwulan pertama tahun 2020.

Pendapatan emiten berkode PGAS tersebut terutama diperoleh dari hasil penjualan gas sebesar US$693 juta, dari penjualan minyak dan gas sebesar US$76 juta, dari transmisi gas dan minyak sebesar US$70 juta dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$34 juta.

Pada periode sama, PGN mencatatkan laba operasi sebesar US$172 juta dan laba bersih yang distribusikan ke entitas induk sebesar US$48 juta. Adapun, EBITDA perseroan mencapai US$260 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper