Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Asia Mogok Menguat, Indeks Shanghai Composite Anjlok 1,28 Persen

Perdagangan hari ini digerakkan oleh kewaspadaan investor terhadap jumlah kasus positif virus corona seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi di sejumlah wilayah.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa Asia ditutup melemah di tengah tren penguatan di pasar AS yang kembali mencatatkan rekor seiring dengan sikap investor yang mengharapkan kebijakan moneter yang lebih longgar.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (26/8/2020), bursa Topix Jepang ditutup di zona merah setelah tergelincir 0,05 persen di level 1.624,48 . Hal serupa juga terjadi pada indeks S&P/ASX 200 yang terkoreksi 0,73 persen dan parkir di posisi 6.116,4.

Selanjutnya, indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau memerah 0,14 persen di level 25.450,10 disusul indeks Shanghai Composite yang anjlok 1,28 persen di 3.330,26. 

Satu-satunya pasar Asia yang ditutup di zona hijau adalah indeks Kospi Korea Selatan yang naik tipis 0,11 persen ke 2.369,32.

Perdagangan hari ini digerakkan oleh kewaspadaan investor terhadap jumlah kasus positif virus corona seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi di sejumlah wilayah. Perlambatan di sejumlah negara bagian AS juga terus berlanjut, berbanding terbalik dengan kenaikan jumlah kasus di Jerman dan Spanyol.

Sementara itu, para pelaku pasar juga tengah menanti pidato Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, terkait kerangka kebijakan moneter yang akan berfokus pada strategi pengendalian inflasi terbaru.

Indeks keyakinan konsumen AS juga turun ke level terendah sejak Agustus 2014 seiring dengan ketidakpastian kabar stimulus fiskal dan tingginya angka pengangguran.

"The Fed telah menyatakan tingkat suku bunga tidak akan berubah paling tidak selama dua tahun mendatang. Pasar modal tetap menjadi pilihan bagi investor untuk melindungi diri dari stagnansi ekonomi yang sedang terjadi," jelas Eleanor Creagh,Market Strategist Saxo Bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper