Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Saham BRIS dan AGRO Belum Mampu Topang IHSG

Pada perdagangan Rabu (26/8/2020) sesi I, IHSG koreksi 0,12 persen atau 6,36 poin menjadi 5.332,53, setelah bergerak di rentang 5.324,65 - 5.351,47.
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham dua anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), yakni PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO), melesat saat indeks harga saham gabungan terkoreksi.

Pada perdagangan Rabu (26/8/2020) sesi I, IHSG koreksi 0,12 persen atau 6,36 poin menjadi 5.332,53, setelah bergerak di rentang 5.324,65 - 5.351,47.

Terpantau 177 saham menguat, 232 saham koreksi, dan 163 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp5,05 triliun dengan net sell asing Rp353 miliar.

Saham BRIS dan AGRO menjadi pendorong utama IHSG dengan penguatan masing-masing 19,44 persen ke Rp860 dan 14,2 persen ke Rp386.

Sementara itu, saham penekan IHSG atau top losers adalah PT Kresna Graha Investama Tbk. (KREN) yang melemah 6,19 persen dan saham PT Smartfren Telecom yang koreksi 4,35 persen.

Kinerja saham BRI Syariah terbilang cemerlang. Dalam sebulan terakhir harga saham sudah naik 74 persen. Bahkan sejak awal tahun saham BRI Syariah naik 160,61 persen, berlawanan dengan kinerja indeks harga saham gabungan yang masih mencetak return negatif dalam periode tahun berjalan (year to date).

Sebelumnya, BRI Syariah melaporkan kinerja cemerlang. BRI Syariah menjadi bank syariah BUMN dengan pertumbuhan laba paling kencang yaitu 229,6 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp117,2 miliar.

Pembentukan laba BRI Syariah ditopang oleh pendapatan penyaluran dana yang mencapai Rp1,94 triliun, tumbuh 19,75 persen yoy. Di sisi beban, komponen bagi hasil untuk pemilik dana investasi dapat diturunkan sebesar 16,85 persen (yoy) menjadi sebesar Rp523,83 miliar. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper