Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Jor-joran, Kunci Pertumbuhan Kinerja Produsen Sari Roti (ROTI)

Perseroan terus mengembangkan pabrik distribusi, yang tercermin dari penyelesaian pembangunan fasilitas pabrik di Batam dan Manila, Filipina pada tahun 2018.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk/sariroti.com
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk/sariroti.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer yang terkenal dengan produk Sari Roti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. menyatakan pengaruh pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak signifikan terhadap pertumbuhan penjualan perseroan.

Head Investor and Public Relations Hadi Susilo mengungkap pertumbuhan tersebut disebabkan perseroan sedang dalam masa ekspansi.

Emiten berkode saham ROTI tersebut terus mengembangkan pabrik distribusi, yang tercermin dari penyelesaian pembangunan fasilitas pabrik di Batam dan Manila, Filipina pada tahun 2018. Selain itu, perseroan terus membangun dua pabrik lainnya di Balikpapan dan Gresik pada tahun 2019.

“Kami saat ini sedang proses pembangunan dua pabrik baru di Banjarmasin-pabrik kedua di Kalimantan-dan pabrik di Pekanbaru, melengkapi pabrik di Medan dan Palembang. Kami berharap keduanya akan menjadi growth driver untuk tahun ke depannya,” jelasnya dalam paparan publik dalam platform yang diadakan Bursa Efek Indonesia, Rabu (26/8/2020).

Ia menjelaskan, belanja modal atau capital expenditure perseroan pada tahun 2020 sebesar Rp400 miliar. Hingga paruh pertama tahun 2020, perseroan sudah membelanjakan sekitar Rp182 miliar atau 45 persen penyerapan capex pada tahun ini.

Hadi juga menyampaikan pertumbuhan penjualan terutama dihasilkan oleh 20 varian produk unggulan perseroan yang berkontribusi 80 persen dari total pendapatan perseroan pada paruh pertama tahun ini seperti produk roti tawar kupas, roti tawar spesial, double soft, dan roti sobek dengan varian rasa cokelat, keju, dan sebagainya.

Sebagai gambaran, ROTI mampu mencetak kenaikan pendapatan sebesar 5,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,67 triliun pada paruh pertama tahun 2020. Kendati demikian, perseroan mencetak penurunan laba bersih 9,83 persen secara tahunan menjadi Rp91,29 miliar.

“Tentu saja kami mengalami perlambatan di kuartal kedua 2020 khususnya bulan Mei pada saat bulan puasa. Secara historis, konsumsi roti selama bulan puasa memang menurun dibanding bulan lainnya,” sambungnya.  

Pada saat yang sama, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB juga menjadi dalang perlambatan kinerja perseroan pada kuartal kedua disebabkan oleh hilangnya potensi penjualan di beberapa lokasi seperti jalan tol, stasiun MRT, bandara, tempat wisata dan gedung-gedung perkantoran.

Selama pandemi, perseroan akhirnya lebih banyak menyasar konsumen di daerah perumahan dan daerah pembangunan fasilitas pabrik baru untuk mengerek pertumbuhan penjualan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper