Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Cetak Rekor, Harga Emas Terjun Bebas

Dalam sepekan, harga emas terjun bebas dari level US$2.000 per troy ounce ke level US$1.930-an per troy ounce.
Tumpukan emas batangan./Bloomberg
Tumpukan emas batangan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir dan semakin menjauh dari level US$2.000 per troy ounce di tengah optimisme penanganan virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat. Di sisi lain, Wall Street terus mendulang rekor tertinggi sepanjang masa.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak pengiriman Desember 2020 turun 0,11 persen ke posisi US$1.937 per troy ounce. Sementara itu harga emas di pasar spot naik tipis 0,10 persen ke posisi US$1.930,83 per troy ounce.

Level harga emas hari ini lebih rendah dibandingkan posisi pekan lalu yakni US$1.947 per troy ounce (Jumat, 21/8/2020) dan US$1.970,30 per troy ounce (Rabu, 19/8/2020).

"Emas baru saja berkonsolidasi dengan indeks saham pada rekor tertinggi. Ini (emas) benar-benar membutuhkan katalis yang lebih besar, membutuhkan stimulus fiskal tambahan, perlu peningkatan inflasi, untuk benar-benar bergerak," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago seperti dikutip dari Antara.

Di sisi lain, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui penggunaan darurat plasma darah pada pasien Covid-19. Berdasarkan laporan pemerintah Trump, plasma darah dapat mempercepat kandidat vaksin.

Sementara itu, pembicaraan antara Partai Demokrat dan Republik tentang undang-undang bantuan virus corona tetap macet. nalis Standard Chartered, Suki Cooper dalam sebuah catatan mengatakan pengembangan vaksin dan peningkatan data ekonomi menghadirkan hambatan jangka pendek bagi emas.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah meluncurkan langkah-langkah stimulus besar-besaran untuk meringankan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Namun, hal itu itu juga mendorong kemungkinan peningkatan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg, Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper