Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Sri Rejeki (SRIL) Pulihkan Kinerja Kuartal III/2020

PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) mengharapkan aturan ekspor alat pelindung diri (APD) segera dibuka oleh pemerintah.
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id
Seorang karyawan tengah menjahit seragam militer di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. Divisi garmen merupakan salah satu pilar usaha perusahaan tekstil berbasis di Solo tersebut./sritex.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) yang bergerak dalam bisnis tekstil dan garmen memperkuat pasar domestik terutama dari order institusi pemerintah.

Corporate Secretary Sri Rejeki Isman Welly Salam mengatakan pihaknya optimis kinerja keuangan pada kuartal III/2020 akan lebih baik dari dua kuartal sebelumnya.

 “Peluang untuk memperbesar pertumbuhan dari penjualan domestik masih ada karena adanya peluang-peluang dari order-order institusi pemerintah,” ungkap Welly kepada Bisnis, Jumat (21/8/2020).

Di tengah pandemi, SRIL mampu memproduksi alat perlindungan diri (APD) yang kualitasnya sudah sesuai yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Selain APD, perusahaan juga memproduksi masker.

Dengan produksi itu, emiten berkode saham SRIL tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang cukup stabil pada periode semester pertama tahun ini. SRIL membukukan pertumbuhan pendapatan dari penjualan domestik sebesar 8,18 persen secara year-on year menjadi US$275,59 juta sepanjang enam bulan pertama  tahun ini.

Di sisi lain, perseroan mengalami pertumbuhan negatif dari sisi penjualan ekspor. Lini ini tercatat turun sebesar 11,93 persen secara year-on-year menjadi US$332,64 juta. Penjualan ekspor sendiri masih mendominasi pendapatan perseroan yakni sebesar 54,69 persen dari total penjualan pada periode tersebut. 

Sehingga secara total, pos penjualan perusahaan turun sebesar 3,83 persen secara tahunan menjadi US$608,23 juta. Dampaknya laba bersih turun 7,98 persen secara tahunan menjadi US$49,84 juta.

Sebagai upaya untuk mendongkrak penjualan ekspor, perseroan memiliki target untuk melakukan ekspor alat pelindung diri atau APD setelah keran pengiriman pakaian medis tersebut dibuka oleh pemerintah. Target pasar yang dibidik perseroan adalah Amerika dan Eropa dengan nilai yang belum bisa diperkirakan.

Welly pun meyakini penjualan ekspor pada kuartal kedua tahun ini akan bertumbuh dibandingkan dengan kuartal kedua tahun sebelumnya tercermin dari tanda-tanda pemulihan ekonomi.

Dia juga menjelaskan perseroan terus mengembangkan varian produk dengan memproduksi masker wajah pelindung dan baju pelindung di samping dengan menambah distribusi melalui toko online. Ia juga menegaskan hingga saat ini perseroan belum mendapati adanya pembatalan pesanan pembelian.

“Beberapa strategi kami tahun ini dengan memastikan tidak ada jatuh tempo utang yang signifikan dalam waktu dekat, melakukan efisiensi, menjaga likuiditas yang mendapatkan dukungan dari fasilitas perbankan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper