Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Hari Pasar Buka, Kapitalisasi Pasar BEI Tambah Rp28,9 Triliun

Pasar modal Indonesia masih mencatatkan peningkatan meski perdagangan pekan ini cenderung singkat.
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pada pekan ini, dimana perdagangan hanya buka dua hari tanggal 18-19 Agustus 2020, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia berhasil meningkat Rp28,91 triliun.

Berdasarkan laporan mingguan Bursa Efek Indonesia, pasar modal Indonesia masih mencatatkan peningkatan meski perdagangan pekan ini cenderung singkat.

Peningkatan tertinggi sebesar 15,17 persen terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa menjadi 11,912 miliar saham dibandingkan pekan lalu sebesar 10,343 miliar saham.

Peningkatan selanjutnya terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,48 persen atau pada level 5.272,810 dari 5.247,690 pada pekan sebelumnya.

"Kapitalisasi pasar bursa turut mengalami peningkatan sebesar 0,47 persen pada pekan ini, menjadi sebesar Rp6.112,631 triliun dibandingkan pekan lalu sebesar Rp6.083,723 triliun," papar BEI.

Namun demikian, rata-rata nilai transaksi harian menurun 1,40 persen menjadi sebesar Rp9,106 triliun dari Rp9,235 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.

Investor asing pada Rabu (19/8/2020) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp325,45 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp23,62 triliun.

Pada Selasa (18/8) PT Aneka Gas Industri Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2020 (Obligasi) dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Aneka Gas Industri Tahap I Tahun 2020 (Sukuk).

Keduanya resmi tercatat di BEI dengan nilai nominal Rp12 miliar untuk obligasi dan Rp5 miliar untuk sukuk. PT Fitch Ratings Indonesia memberikan pemeringkatan untuk Obligasi dan Sukuk ini adalah A-(idn) (Single A Minus). PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

Total emisi Obligasi dan Sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2020 adalah 56 emisi dari 40 Perusahaan Tercatat senilai Rp43,81 Triliun.

Total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini berjumlah 445 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp427,41 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 121 perusahaan tercatat.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 99 seri dengan nilai nominal Rp3.202,76 triliun dan US$400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp8,37 triliun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhasil mempertahankan keperkasaannya sejak awal hingga akhir sesi perdagangan akhir pekan ini, Rabu (19/8/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup pada zona merah dengan koreksi sebesar 0,42 persen atau 22,364 poin ke level 5.272,810.

Padahal, indeks sempat menyentuh level tertingginya yakni 5.327,316 pada pukul 09.09 WIB, setelah akhirnya berangsur melemah hingga akhir perdagangan.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan IHSG memang sejak awal Agustus IHSG sudah mengalami rally sebesar 5,3 persen sehingga aksi profit taking juga adalah hal yang wajar.

“Tetapi kalau kita lihat dari mulai membaiknya ekonomi dan perkembangan yang menggembirakan dari vaksin Covid-19 maka dapat dikatakan sentimen pasar masih baik. Apalagi dengan kebijakan bank sentral global yang masih akomodatif,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (19/8/2020)

Menurutnya, sentimen yang sangat mempengaruhi indeks pada perdagangan hari ini adalah dari Rapat Dewan Gubernur BI yang mengumumkan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4 persen.

Hal ini, lanjutnya, menyebabkan rupiah mengalami penguatan ke level Rp14.650 dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp14.900 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper