Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indo Tambangraya (ITMG) Kantongi 87 Persen Kontrak Penjualan Batu Bara

Perseroan telah mengantongi 87 persen kontrak penjualan, dimana sebanyak 67 persen menggunakan harga jual yang telah ditetapkan.
Aktivitas pertambangan batu bara kelompok usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk. /itmg.co.id
Aktivitas pertambangan batu bara kelompok usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk. /itmg.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk., berhasil mengantongi 87 persen kontrak penjualan dari total target tahun ini di tengah banyak tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama Indo Tambangraya Megah Mulianto mengatakan bahwa volume penjualan batu bara perseroan sampai dengan semester pertama tahun ini bergerak sesuai target di tengah harga jual rata-rata yang turun ke level US$55,8 per ton daripada US$68,8 per ton periode yang sama tahun lalu.

Dia menjelaskan, perseroan telah mengantongi 87 persen kontrak penjualan, yaitu sebanyak 67 persen dari total kontrak penjualan yang sudah dikantongi menggunakan harga jual yang telah ditetapkan (fixed price), sedangkan 20 persen sisanya mengacu pada indeks harga batu bara.

“Oleh sebab itu, perusahaan optimistis akan tetap mencapai target volume penjualan 22 juta ton untuk tahun ini,” ujar Mulianto seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (21/8/2020).

Optimisme itu sejalan dengan ekonomi China, sebagai salah satu konsumen utama batu bara, mulai berangsur pulih pada paruh pertama sehingga harga dan permintaan diyakini semakin membaik pada semester II/2020.

Sementara itu, Direktur Hubungan Investor Indo Tambangraya Megah Yulius Gozali mengatakan bahwa volume penjualan paruh pertama tahun ini sebesar 11,1 juta ton turun 1,2 juta ton dari periode yang sama tahun lalu.

Hal itu disebabkan oleh target penjualan untuk tahun ini lebih rendah daripada tahun lalu.

Adapun, kontributor penjualan emiten berkode saham ITMG itu terbesar masih diekspor ke China, yaitu sebesar 3,2 juta ton. Kemudian, diikuti oleh Jepang sebanyak 2,6 juta ton, Filipina sebesar 0,8 juta ton, Thailand sebanyak 0,7 juta ton, dan negara negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.

“Sedangkan, penjualan dalam negeri berkontribusi 17 persen, atau ketiga terbesar setelah China dan Jepang, yaitu sebesar 1,9 juta ton,” ujar Yulius kepada Bisnis, Rabu (19/8/2020).

Di sisi lain, volume produksi ITMG pada paruh pertama tahun ini sebesar semester pertama tahun ini 8,9 juta ton. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan dengan 11,4 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Penurunan itu disebabkan oleh total produksi pada kuartal II/2020, yaitu sebesar 4,4 juta ton, sedikit di bawah target seiring dengan curah hujan yang tinggi sehingga mempengaruhi aktivitas pertambangan.

Kendati demikian, perseroan memperkirakan volume produksi akan lebih tinggi pada kuartal ketiga seiring dengan peningkatan volume produksi di tambang Trubaindo dan Bharinto yang disertai nisbah kupas yang lebih rendah.

Adapun, perseroan menargetkan volume produksi pada tahun ini di kisaran 19 juta hingga 20,1 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper