Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Pemulihan Permintaan Buram, Minyak Mentah Melemah

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September 2020 melemah 0,89 persen atau 0,38 poin ke level USS$42,55 per barel pada pukul 11.25 WIB.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah dari level tertinggi lima bulan setelah Federal Reserve AS dan OPEC+ menyuarakan kehati-hatian pada pemulihan permintaan karena banyak negara berjuang untuk menahan penyebaran virus corona.

Dikutip dari Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September 2020 melemah 0,89 persen atau 0,38 poin ke level USS$42,55 per barel pada pukul 11.25 WIB.

Sementara itu, minyak mentah patokan Brent melemah 0,79 persen atau 0,36 poin ke level US$45 per barel di ICE Futures Eropa.

Risalah pertemuan Federal Reserve mengatakan pandemi akan sangat membebani aktivitas ekonomi, menekankan pandangannya bahwa pemulihan akan bergantung pada pengendalian virus.

Sementaa itu, OPEC+ juga memperingatkan pada pertemuan hari Rabu bahwa laju rebound permintaan lebih lambat dari yang diharapkan dan berisiko mendapat tekanan dari gelombang kedua wabah Covid-19 yang berkepanjangan.

Minyak telah menguat tinggi baru-baru ini setelah reli terhenti pada bulan Juni. Namun WTI masih berjuang untuk melampaui level US$43 per barel karena melonjaknya infeksi meningkatkan keraguan tentang pemulihan berkelanjutan dalam konsumsi.

Harga minyak juga melemah menyusul penguatan indeks dolar AS setelah rilis risalah the Fed membuat komoditas seperti minyak mentah kurang menarik bagi investor.

"Harga kemungkinan bereaksi terhadap risalah Fed yang bearish semalam, sementara pertemuan OPEC+ sebagian besar masih dalam ekspektasi," kata ekonom di Oversea Chinese Banking Corp, Howie Lee.

Ia melanjutkan, minyak diperkirakan akan tetap pada level saat ini di masa mendatang karena pasar tengah mengantisipai kelebihan pasokan yang besar.

Fokus besar dari pertemuan OPEC+ adalah memastikan negara-negara yang tidak memenuhi janji mereka di bulan-bulan sebelumnya menebus kekurangan pada bulan Agustus dan September.

Nigeria, Irak, dan negara lainnya diberi waktu hingga 28 Agustus untuk menghasilkan rencana terperinci sebagai kompensasi kekurangan pemangkasan produksi.

Sementara itu, data pemerintah AS menunjukkan stok minyak mentah turun untuk minggu keempat berturut-turut, sementara persediaan bensin turun untuk minggu kedua. Cadangan di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, turun untuk pertama kalinya sejak Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper