Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Manulife Aset (MAMI) Susun Portofolio Reksa Dana di Tengah Ketidakpastian

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia mengungkapkan strategi penyusunan portofolio produk reksa dana.
Presiden Direktur Manulife Indonesia Jonathan Hekster (ketiga kiri) bersama Direktur Hans De Waal (kiri), Direktur Novita J Rumngangun (kedua kiri), Direktur Apriliani Siregar (keempat kiri), Direktur Colin Startup (ketiga kanan), Direktur Karjadi Pranoto (kedua kanan) dan Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro (kanan) berbincang usai paparan kinerja, di Jakarta, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Presiden Direktur Manulife Indonesia Jonathan Hekster (ketiga kiri) bersama Direktur Hans De Waal (kiri), Direktur Novita J Rumngangun (kedua kiri), Direktur Apriliani Siregar (keempat kiri), Direktur Colin Startup (ketiga kanan), Direktur Karjadi Pranoto (kedua kanan) dan Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro (kanan) berbincang usai paparan kinerja, di Jakarta, Kamis (16/5/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA — PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memilih obligasi denominasi rupiah maupun dolar AS pada durasi tactical overweight untuk dijadikan underlying asset produk reksa dana berdurasi pendek maupun menengah karena ketidakpastian pasar masih tinggi.

CIO - Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan durasi tactical overweight untuk obligasi rupiah akan memanfaatkan kebijakan suku bunga rendah Bank Indonesia, stabilitas rupiah, likuiditas dalam negeri yang tinggi, dan porsi asing yang relatif rendah.

“Sementara untuk aset obligasi dalam denominasi dolar kami jaga pada durasi tactical overweight memanfaatkan kebijakan akomodatif Fed dan pasokan yang sudah lebih terbatas pada obligasi INDON di tahun ini,” tulis Ezra dalam laporan seeking Alpha, Selasa (18/8/2020).

Ezra memperkirakan Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan melanjutkan kebijakan akomodatif setidaknya hingga 2022 untuk menopang likuiditas dan proses pemulihan ekonomi.

Hal itu akan berdampak pada imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun yang pada tahun ini bergerak di bawah 1 persen.

Dengan demikian, selisih imbal hasil Treasury AS dengan obligasi pemerintah Indonesia akan semakin menarik atau masih di atas 550 bps.

“Saat ini, obligasi Indonesia—baik dalam denominasi rupiah dan dolar AS—menawarkan selisih imbal hasil yang menarik terhadap Treasury AS dan selisih imbal hasil tersebut belum kembali ke periode pra-pandemi,” kata Ezra.

Sementara untuk obligasi korporasi, Manulife Aset Manajemen Indonesia menerapkan analisa kredit internal yang ketat meliputi peninjauan berkala dan diversifikasi sektoral.

Selain itu, pembobotan juga dibatasi terhadap setiap nama perusahaan dengan fokus pada perusahaan berkualitas tinggi, berfundamental baik, memiliki profil kredit kuat dan dukungan dari induk usaha, serta tidak terkena dampak yang besar dari Covid-19.

“Sejauh ini, strategi investasi yang diterapkan terbukti berhasil memberikan dorongan kinerja yang baik pada portofolio dengan tingkat volatilitas relatif rendah,” tulis Ezra.

Ke depannya, Ezra menegaskan pihaknya akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan return yang optimal dari setiap produk reksa dana yang dikelola.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper