Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Global Mediacom (BMTR) Naik Daun, Terdongkrak 'LKH Effect'?

Sejak akhir pekan lalu, saham PT Global Mediacom Tbk. melesat lebih dari 38 persen. Investor kawakan Lo Kheng Hong pun disebut punya andil dalam mengerek harga saham emiten Grup MNC tersebut.
Tengok Lo Kheng Hong Effect, Saat Membeli Saham PTRO dan BMTR. Pandu Gumilar/Bisniscom
Tengok Lo Kheng Hong Effect, Saat Membeli Saham PTRO dan BMTR. Pandu Gumilar/Bisniscom

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga saham PT Global Mediacom Tbk. melanjutkan penguatan selama tiga hari berturut-turut. Sejak akhir pekan lalu, harga telah melesat 38,79 persen dan menempati daftar 10 saham paling cuan (top gainers) dalam beberapa sesi.

Pada akhir perdagangan Rabu (19/8/2020), saham berkode BMTR tersebut menguat 11,03 persen ke level Rp322.

Selama sepekan, BMTR telah menanjak 51,89 persen walaupun secara year-to-date masih melemah 7,47 persen. Kapitalisasi pasar induk usaha PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) ini  tercatat Rp4,94 triliun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai laju penguatan BMTR didorong oleh Lo Kheng Hong Effect, yaitu aksi Warren Buffet Indonesia alias Lo Kheng Hong yang gencar belanja saham BMTR hingga kepemilikannya mencapai 6,14 persen.

“Untuk BMTR, berita masuknya investor legendaris, Pak Lo Kheng Hong (LKH) ke jajaran pemegang saham BMTR (6,14 persen) menjadi pemicu kenaikan harga saham BMTR, pasar menyebutnya 'The LKH Effect',” kata Frankie kepada Bisnis, Rabu (19/8/2020). 

Pada 12 Agustus 2020, foto investor kawakan  Lo Kheng Hong di depan kutipan Hary Tanoesoedibjo beredar di grup percakapan dan media sosial. Tak dinyana, foto tersebut disebut-sebut turut memantik pergerakan saham Grup MNC pada sesi perdagangan hari itu.

Saat dimintai konfirmasi, Lo Kheng Hong mengungkapkan foto itu diambil saat menghadiri rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BMTR. Dia mengaku sebagai salah satu pemegang saham perseroan.

“Saya punya saham BMTR,” kata Lo Kheng Hong kepada Bisnis.

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Lo Kheng Hong baru memiliki saham BMTR di atas 5 persen pada Kamis (13/8/2020).

Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa
Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa

Lo Kheng Hong berpose di depan dinding berisi kutipan Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo./istimewa

Saham Lo Kheng Hong di perusahaan dengan komisaris utama Rosano Barack itu mencapai 942.184.700 lembar saham. Jumlah saham milik LKH itu mewakili porsi 6,4 persen dari total saham BMTR.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/8/2020), saham BMTR berada di level Rp248. Artinya, ada kenaikan 74 poin atau 22,98 persen dari penutupan perdagangan Rabu (19/8/2020) di level Rp322.

Bila 74 poin dikalikan dengan jumlah saham milik LKH, nilai investasi Warrent Buffett Indonesia itu di BMTR meningkat Rp69,72 miliar hanya dalam sepekan.

Di sisi lain, kinerja keuangan Global Mediacom mengalami tekanan sepanjang paruh pertama 2020. Pendapatan BMTR turun 7,84 persen menjadi Rp5,86 triliun. Laba bersih juga terkoreksi 7,71 persen menjadi Rp597 miliar per akhir semester I/2020.

Direktur Global Mediacom David Fernando Audy mengatakan kinerja perseroan di semester pertama tertekan akibat dampak dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

Dia menyebut,  PSBB membuat pendapatan mayoritas industri anjlok dan memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan efisiensi pengeluaran. Penghematan itu termasuk memangkas anggaran belanja iklan sehingga berdampak pada pemasukan anak usaha perseroan, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN).

Meskipun demikian, dia optimistis keadaan bisa berbalik apalagi saat ini PSBB mulai dilonggarkan dan aktivitas bisnis mulai kembali berjalan. David mengatakan kondisi ini juga akan tertolong dengan adanya berbagai kebijakan dan stimulus dari pemerintah seperti program pemulihan ekonomi nasional (PEN), penurunan suku bunga, dan kucuran likuiditas kepada perbankan.

“Pemerintah mendukung ekonomi kita secara substansial dan anggaran stimulus juga kan mulai terealisasi jadi saya percaya kuartal ketiga mestinya lebih bagus. Enggak kelihatan apa yang bakal bikin jelek, saya sih nggak lihat,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper