Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Kembali Melemah pada Rabu (19/8)

Rupiah kemungkinan masih akan melemah di level Rp14.820 - Rp14.920 per dolar AS.
Warga memperlihatkan uang lembar pecahan Rp75.000 usai melakukan penukaran di Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/8/2020). Bisnis/Rachman
Warga memperlihatkan uang lembar pecahan Rp75.000 usai melakukan penukaran di Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/8/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah diprediksi melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu (19/8/2020) seiring dengan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.

Pada penutupan perdagangan Selasa (18/8/2020), rupiah melemah 0,34 persen atau 50 poin menjadi Rp14.845 per dolar AS. Indeks dolar AS koreksi 0,28 persen menuju 92,587.

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (14/8/2020) rupiah parkir di level Rp14.795 per dolar AS, terkoreksi 0,14 persen atau 20 poin.

Kurs rupiah menyentuh level Rp14.907 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Selasa (18/8/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.907 per dolar AS, menguat 10 poin dari posisi Rp14.917 pada Jumat (14/8/2020).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka brahim Assuaibi menyampaikan Bank Indonesia (BI) melaporkan, surplus NPI pada periode April-Juli 2020 adalah US$9,2 miliar. Hasil itu jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$8,5 miliar.

Namun, secara bersamaan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Impor Indonesia pada Juli 2020 tumbuh negatif atau terkontraksi. Dengan kontraksi impor yang jauh lebih dalam ketimbang ekspor, neraca perdagangan membukukan surplus.

Untuk Informasi saja nilai Impor Indonesia bulan Juli tercatat US$ 10,47 miliar. Terjadi kontraksi 32,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Adapun, para analis memprediksi impor terkontraksi 22,965 persen YoY.

Nilai ekspor Indonesia dilaporkan US$13,73 miliar, turun 9,9 persen YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus US$ 3,26 miliar. Adapun, para analis memprediksi ekspor kembali terkontraksi cukup dalam 18,205 persen.

"Meski Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) tidak minus, namun kejatuhan ekspor-impor yang begitu dalam tentu membuat alarm tanda bahaya kembali menyala. Ada kemungkinan ekonomi pada kuartal III/2020 akan kembali terkontraksi," paparnya, Selasa (18/8/2020).

Pemerintah dan Bank Indonesia berupaya kembali menggairahkan pasar terutama sektor konsumsi rumah tangga dan investasi pasca masa transisi PSBB yang akan berakhir di 27 Agustus 2020.

 Dalam perdagangan besok, Ibrahim memprediksi rupiah kemungkinan masih akan melemah di level Rp14.820 - Rp14.920 per dolar AS.

Head of Equity Capital Markets Samuel Internasional Harry Su menyampaikan surplus neraca perdagangan yang besar pada Juli 2020 membuka jalan bagi BI untuk sekali lagi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps besok.

"[Pemangkasan suku bunga oleh BI] dalam upaya mendukung perekonomian dari kejatuhan resesi," paparnya, Selasa (18/8/2020).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini akan dilangsungkan pada 18-19 Agustus 2020. Sejak awal tahun, bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin (bps), yaitu masing-masing 25 bps pada RDG Februari, Maret, Juni, dan Juli.

Kini, suku bunga acuan 7-Day Reserve Repo Rate berada di level 4 persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper