Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Mobil Astra International (ASII) Bisa Terus Melaju, Asal..

Penjualan kendaraan Astra International diperkirakan akan pulih hingga akhir tahun kendati secara tahunan akan mengalami penurunan. Namun, penurunan kinerja di sektor otomotif diperkirakan bakal terbantu oleh kinerja ciamik sektor perkebunan dan pertambangan
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id

Bisnis.com,JAKARTA — Penjualan mobil PT Astra International Tbk. diprediksi akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2020 meski belum kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan per Juli 2020, penjualan mobil di bawah Grup Astra mencapai 10.140 unit pada Juli 2020. Realisasi itu naik 108,81 persen dibandingkan dengan 4.856 unit pada bulan sebelumnya.

Total pasar kendaraan roda empat domestik mencapai 25.283 unit pada Juli 2020. Jumlah penjualan secara wholesale ini naik sekitar dua kali lipat dari penjualan Juni 2020 sebanyak 12.623 unit.

Secara kumulatif, penjualan emiten berkode saham ASII itu sebanyak 149.645 unit pada Januari 2020—Juli 2020. Sementara itu, penjualan pasar domestik pada periode yang sama sebesar 286.215 unit.

Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial memprediksi akan ada low double digit growth dengan kisaran 9 persen hingga 10 persen secara month on month (mom) untuk penjualan mobil ASII pada semester II/2020. Proyeksi itu menurutnya sejalan dengan telah dibukanya ekonomi.

“Inipun dengan catatan ekonomi recovery dalam bentuk v-shape,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18/8/2020).

Janson memproyeksikan penjualan mobil ASII masih akan turun sekitar 30 persen hingga 50 persen secara year on year (yoy). Akan tetapi, penurunan akan termitigasi oleh kinerja bisnis perkebunan dan pertambangan emas.

“Cemerlangnya performa AALI [Astra Agro Lestari]  karena harga sawit tahun 2020 akan lebih baik dibandingkan dengan 2019 karena yoy naik 15 persen—20 persen dan UNTR [United Tractors] dibantu dengan harga emas dunia,” paparnya.

Dia memperkirakan laporan keuangan ASII hanya turun sekitar 8 persen hingga 12 persen periode tahun penuh 2020. Pencapaian itu menurutnya tidak buruk di tengah pandemi yang berdampak luar biasa terhadap sosial dan ekonomi.

Janson merekomendasikan buy on weakness saham ASII di level Rp4.700. Target harga saham berada di level Rp6.500.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham ASII menguat 1,40 persen ke level Rp5.450 hingga akhir sesi pertama Selasa (18/8/2020). Pergerakan harga saham telah menguat 6,34 persen dalam sepekan terakhir dan 39,03 persen dalam 3 bulan.

Secara terpisah, Analis PT Panin Sekuritas Tbk. Nico Laurens penjualan mobil ASII membaik tetapi masih di bawah level sebelum pandemi. Pihaknya memperkirakan akan ada perbaikan dari sisi operasional.

Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto mengharapkan pemulihan penjualan dapat tetap konsisten hingga akhir 2020. Hal itu setelah melihat pemulihan kembali penjualan mobil ASII dan nasional pada Juni 2020—Juli 2020.

“Penjualan mobil nasional diharapkan kembali pulih dan berkontribusi kepada perekonomian nasional,” ujarnya.

Astra International melaporkan penurunan pendapatan bersih konsolidasian 23 persen secara yoy menjadi Rp89,8 triliun pada semester I/2020. Kendati demikian, laba bersih perseroan masih tumbuh 16 persen secara tahunan menjadi Rp11,4 triliun per 30 Juni 2020.

ASII mengalami penurunan laba bersih terutama disebabkan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan. Kondisi terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 serta langkah penanggulangannya.

ASII mencatat laba bersih dari divisi otomotif turun 79 persen menjadi Rp716 miliar akibat penurunan volume yang signifikan pada kuartal II/2020. 

Selanjutnya, laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, serta konstruksi dan energi menurun 29 persen yoy menjadi Rp2,4 triliun akhir disebabkan penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah akibat melemahnya harga batu bara.

Adapun, laba bersih bisnis jasa keuangan grup menurun 25 persen menjadi Rp2,1 triliun selama semester I/2020. Peningkatan provisi untuk menutupi kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat menjadi penyebab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper