Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Lokal Makin Unjuk Gigi di Bursa Sendiri

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 30 Juli 2020, porsi kepemilikan investor lokal di pasar modal Indonesia mencapai 58,22 persen, sedangkan investor asing sebesar 41,78 persen.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Investor lokal semakin unjuk gigi di pasar modal Tanah Air. Hal itu dibuktikan oleh kepemilikan investor domestik terhadap aset di pasar saham yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 30 Juli 2020, porsi kepemilikan investor lokal di pasar modal Indonesia mencapai 58,22 persen, sedangkan investor asing sebesar 41,78 persen.

Posisi itu jauh membaik dibandingkan pada 2013 ketika porsi kepemilikan investor lokal sebesar 42,96 persen dan investor asing sebesar 57,04 persen.

Adapun dari sisi jumlah investor, KSEI mencatat terdapat 3,02 juta single investor identification (SID) hingga akhir Juli 2020. Perinciannya sebanyak 99,12 persen merupakan SID milik investor lokal sedangkan 0,88 persen sisanya merupakan SID investor asing.

Jumlah investor tersebut meningkat 21,66 persen dari posisi pada akhir tahun lalu yang sejumlah 2,48 juta SID.

Adapun, pertambahan jumlah investor reksa dana terpantau lebih tinggi dibandingkan investor saham yaitu sebesar 30,50 persen menjadi 2,31 juta SID pada periode Januari—Juli 2020.

Pada saat yang sama, investor saham bertambah 15,88 persen menjadi 1,28 juta SID.

Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo mengatakan laju pertumbuhan investor di pasar modal telah didorong oleh simplifikasi pembukaan rekening efek yang diinisiasi oleh KSEI.

Sementara untuk pertumbuhan investor reksa dana yang lebih tinggi ketimbang investor saham disebut karena jaringan distribusi produk reksa dana lebih banyak di pasar seperti dari manajer investasi serta agen penjual seperti perbankan, APERD Online, dan perusahaan sekuritas.

“[Jumlah investor] bisa bertumbuh seperti ini [salah satunya] karena ada simplifikasi pembukaan rekening di KSEI,” kata Uriep, pekan lalu.

Saat ini, Uriep melanjutkan, sudah ada 14 perusahaan efek yang bekerjasama dengan KSEI dalam program simplifikasi pembukaan rekening efek nasabah.

Sebanyak 3 perusahaan yang baru mendaftar adalah PT Jasa Utama Capital Sekuritas, PT Ekuator Swarna Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas.

Selanjutnya juga terdapat 17 bank yang bekerjasama menjadi bank administrator RDN yang disebut Uriep secara tidak langsung juga mendukung peningkatan jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper