Bisnis.com, JAKARTA - Pidato tahunan Presiden Republik Joko Widodo tak berhasil membawa indeks harga saham gabungan ke zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (14/8/2020) hingga pukul 13.26 WIB, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 0,02 persen ke posisi 5.238,35.
Di akhir sesi I, sebanyak 160 saham tercatat menguat, 206 saham melemah, dan 332 stagnan dibandingkan dengan penutupan perdagangan Kamis (13/8/2020).
Saham berkapitalisasi jumbo alias big caps menjadi penekan indeks. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menjadi dua saham teratas yang menekan indeks dengan penurunan masing-masing 0,83 persen dan 0,67 persen.
Dua saham Grup Sinarmas juga turut menjadi penekan indeks, yaitu PT Smartfren Telecom Tbk dan PT Indah Kiat Pulp Paper Tbk. Kedua saham tersebut melemah 6,67 persen dan 1,77 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa pasar sesungguhnya menanggapi positif terhadap pidato tahunan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang memberikan optimisme untuk melawan krisis akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga
Dalam pidatonya, Presiden menjelaskan bahwa terjadi krisis perekonomian dunia terparah dalam sejarah, sehingga memaksa pemerintah untuk menggeser 'channel' cara kerja. Dari cara normal, lanjut dia, menjadi cara ekstra-normal.
Presiden juga mengajak masyarakat untuk membajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar.
“Namun, hari Jumat ini umumnya hanya ada aksi profit taking yang terjadi,” ujar Nafan kepada Bisnis, Jumat (14/8/2020).
Adapun, untuk sepanjang perdagangan kali ini Nafan menjelaskan bahwa IHSG berpotensi bergerak di kisaran level 5.172,37 hingga 5.293,98 dan terlihat pola shooting star candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke support terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel