Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan dan Pelanggan Melesat tapi Masih Merugi? Ini Alasan Smartfren

FREN mencatatkan kenaikan pendapatan 41,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnyam, namun rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas pemilik perseroan meningkat menjadi Rp1,22 triliun.
PT Smartfren Telecom Tbk. melakukan uji coba jaringan di terowongan MRT Jakarta Istora Mandiri. Selasa (9/4/2019). Hasilnya, untuk kecepatan unduh  mencapai 63,72 Mbps dan untuk unggah mencapai 4,88 Mbps.
PT Smartfren Telecom Tbk. melakukan uji coba jaringan di terowongan MRT Jakarta Istora Mandiri. Selasa (9/4/2019). Hasilnya, untuk kecepatan unduh mencapai 63,72 Mbps dan untuk unggah mencapai 4,88 Mbps.

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. membeberkan alasan mengapa perseroan masih belum mampu menghapus kerugian meski dari sisi pendapatan dan jumlah pelanggan mereka terus bertumbuh.

Berdasarkan laporan keuangan untuk enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2020, emiten bersandi FREN ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,30 triliun, naik 41,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sayangnya, dari sisi bottomline perseroan masih belum mampu membalikkan kerugiannya. Tercatat, rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas pemilik perseroan Rp1,22 triliun, lebih dalam dibandingkan kerugian semester I/2019 yang sebesar Rp1,07 triliun.

Direktur Smartfren Telecom Antony Susilo mengatakan perseroan masih fokus bereskpansi dan memperluan cakupan jaringan sehingga belum dapat memetik untung dari pertumbuhan pendapatan perseroan.

Menurutnya, hal tersebut membuat biaya-biaya yang harus dikeluarkan perseroan sangat tinggi. Ditambah, beban operasional perseroan juga membengkak.

“Banyak biaya yang harus kita keluarkan. Opex [operating expense] juga naik, bayar listrik, pegawai dan lain-lainm” tuturnya dalam sesi paparan publik kinerja Smartfren Telecom, Jumat (14/8/2020)

Meski merugi, dia menilai kondisi perseroan saat ini masih berada dalam batas yang wajar karena perusahaan masih berusaha berkembang. Dia optimistis kinerja perseroan dapat berbalik untung secara bertahap.

“Kasih kita waktu dulu untuk memenuhi kapasitas jaringan, biar pelanggan masuk. Baru setelah itu, ibarat menanam pohon, kita petik nanti buahnya,” ujar Antony.

Selain itu, dia mengaku masih percaya diri dengan struktur permodalan perseroan dan belum berencana melakukan aksi korporasi untuk menambah permodalan.

Di sisi lain, pertumbuhan pelanggan Smartfren yang naik pesat juga belum berhasil menopang kinerja perseroan karena pendapatan rata-rata per pengguna atau average revenue per user (ARPU) malah merosot.

Per 30 Juni 2020, perseroan berhasil mencatatkan 26 juta pelanggan, jumlah ini naik 46 persen secara yoy dari posisi 17,8 juta pelanggan per 30 Juni 2019. Sebaliknya, ARPU malah turun 17 persen dari yang semula Rp34.900 per pelanggan menjadi Rp28.800 per pelanggan.

Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan penurunan ARPU disebabkan oleh strategi bisnis baru yang diterapkan perseroan sejak 2019 lalu yakni membuat banyak varian produk demi mengakuisisi lebih banyak pelanggan.

“Dari yang paling murah sampai yang paling mahal cukup komplit, tapi memang penambahan pelanggan lebih banyak berada pada segmen menegah ke bawah jadi secara ARPU menurun,” jelas Merza.

Meskipun demikian, Merza menilai hal tersebut bukan merupakan hasil negatif karena dari sisi pendapatan keseluruhan masih membukukan kenaikan yang tinggi. Dia meyakini basis pelanggan yang besar pada akhirnya akan mengerek ARPU secara bertahap.

“Kita masih dalam masa pertumbuhan, perkembangan, butuh banyak pelanggan. Inilah kenapa kita terus ekspansi untuk akuisisi pelanggan. Bahwa pelanggan ini di denominasi rendah tidak apa yang penting revenue menunjukkan peningkatan,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper