Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Borong Saham BBRI, BBCA, ASII, IHSG Ditutup Naik

Sejumlah saham berkapitalisasi jumbo menjadi incaran utama investor asing hari ini.
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Kamis (13/8/2020) seiring dengan kembali masuknya investor asing yang mengincar saham-saham berkapitalisasi jumbo.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/8/2020), IHSG menguat 0,11 persen atau 5,79 poin menjadi 5.239,25, setelah bergerak di rentang 5.218,41-5.279,35.

Terpantau 182 saham menguat, 238 saham melemah, dan 151 saham stagnan. Investor asing tercatat melakukan net buy Rp281,73 miliar.

Sejumlah saham yang menjadi incaran utama investor asing ialah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan net buy Rp150,1 miliar, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp106,9 miliar, dan PT Astra International Tbk. (ASII) Rp104,5 miliar.

Sementara itu, Bursa Asia gagal melanjutkan tren positif yang berlangsung pada pagi tadi setelah ditutup secara variatif.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (13/8/2020), indeks Topix Jepang menutup perdagangan hari ini di level 1.624,15 atau naik 1,16 persen. Pasar Kospi Korea Selatan juga terpantau menguat tipis 0,21 persen dan bertengger di level 2.437,53.

Di sisi lain, indeks S&P/ASX 200 Australia yang dibuka menguat berbalik terkoreksi 0,67 persen dan menutup perdagangan di level 6.091,00. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau menurun 0,17 persen di kisaran 25.201,60.

Pada perdagangan hari ini, investor masih terus memantau perkembangan kabar paket stimulus fiskal yang akan dikucurkan oleh Amerika Serikat. Di sisi lain, bank sentral AS, The Federal Reserve, menekankan pentingnya melindungi pemulihan ekonomi dunia yang masih seumur jagung.

Presiden Fed di Dallas, Robert Kaplan, menyatakan AS memerlukan ketaatan yang kuat pada kebijakan-kebijakan proteksionisme serta insentif untuk para tenaga kerja di Negara Paman Sam yang vital untuk pertumbuhan ekonomi.

"Pendorong kenaikan pasar selama beberapa waktu belakangan adalah momentum yang baik. Pelaku pasar amat yakin terhadap perkembangan positif dari pengembangan vaksin virus corona dan adanya kucuran stimulus fiskal untuk menopang ekonomi melalui periode sulit," jelas Portfolio Manager Washington Crossing, Kevin Caron.

Investor juga tengah menanti rilis data dari China terkait produksi industri dan penjualan ritel yang rencananya akan dikeluarkan pada Jumat besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper