Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Siap 5G? Ini Pandangan Direktur Sarana Menara (TOWR)

Ada sejumlah hal yang harus dibenahi sebelum penggunaan 5G dapat berjalan optimal.
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Pemanfaatan teknologi 5G di Indonesia masih melewati sejumlah hambatan. Konfigurasi yang jelas dan kerja sama antarpemangku kepentingan menjadi penting untuk implementasi yang optimal.

Vice President Director PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) Adam Gifari mengatakan munculnya pandemi virus corona secara tidak langsung mempercepat perkembangan teknologi baik di Indonesia maupun negara lain. Hal ini terlihat dari naiknya penggunaan internet di Indonesia.

“Saat ini data communication atau internet sudah merupakan kebutuhan primer dan akan menjadi faktor penting atas pulihnya ekonomi pasca pandemi,” jelasnya dalam diskusi daring, Kamis (13/8/2020).

Hal tersebut juga telah terlihat dari mulai disiapkannya teknologi 5G di Indonesia. Adam mengatakan, persiapan ini dapat terlihat dari adanya fiberisasi yang dilakukan pada menara-menara telekomunikasi, termasuk yang dimiliki oleh perusahaannya.

Hal ini karena teknologi 5G memerlukan kabel serat dengan kualitas baik untuk memastikan kelancaran sambungan internet.

Adam mengatakan, menara-menara telekomunikasi yang sebelumnya digunakan pada masa 3G dan 4G kemungkinan masih dapat dimanfaatkan. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya pembangunan menara-menara baru dari pihaknya.

“Tetapi memang harus sudah disiapkan sejak awal, karena biaya untuk membangun 1 tower kurang lebih akan menghabiskan dana Rp1 miliar,” ujarnya.

Adam melanjutkan, Sarana Menara siap membantu pemerintah dan konsumen memasuki periode 5G. Namun, ia mengatakan masih ada sejumlah hal yang harus dibenahi sebelum penggunaan 5G dapat berjalan optimal.

Ia mengatakan, pemerintah perlu membahas konfigurasi teknologi 5G yang akan digunakan. Konfigurasi tersebut, lanjutnya, merupakan tanggung jawab para stakeholder seperti kementerian terkait, operator telekomunikasi, dan lain-lainnya.

“Selain itu, pemerintah juga perlu membersihkan spektrum-spektrum telekomunikasi yang sebelumnya dibiarkan terbuka dan digunakan oleh pihak-pihak lain. Hal ini yang sedang dilakukan oleh negara-negara seperti Singapura dan Inggris yang tengah menguji teknologi 5G nya,” pungkas Adam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper