Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Prospektif, Hartadinata (HRTA) Tambah Ekspansi Bisnis Gadai

Hartadinata Abadi akan terus mengembangkan outlet gadai emas melalui anak usahanya, PT Gadai Cahaya Dana Abadi (GCDA)
Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto (kanan) memperlihatkan koleksi perhiasan emas di toko emas ACC, di Blok M Square, Jakarta, Selasa (5/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk Sandra Sunanto (kanan) memperlihatkan koleksi perhiasan emas di toko emas ACC, di Blok M Square, Jakarta, Selasa (5/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen dan penyedia perhiasan emas terintegrasi PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) bakal memacu lini bisnis gadai emas dan membuka sejumlah gerai baru.

Presiden Direktur Hartadinata Abadi Sandra Sunanto mengatakan hingga September mendatang, akan ada 6 hingga 7 gerai baru penjualan emas perusahaan bernama ACC yang akan dibuka.

Sandra menjelaskan, gerai-gerai tersebut akan dibuka di Palembang, Depok, Bintaro, Sidoarjo, dan Surabaya. Perusahaan menargetkan akan memiliki 65 gerai ACC pada akhir tahun ini.

"Saat ini kami sudah buka 52 toko baru. Kami optimistis 65 toko pada tahun ini bisa dicapai," ujarnya, Rabu (12/8/2020).

Selain itu, HRTA juga akan terus mengembangkan outlet gadai emas melalui anak usahanya, PT Gadai Cahaya Dana Abadi (GCDA). Hingga saat ini, perusahaan memiliki 8 unit pelayanan gadai emas yang mayoritas berada di wilayah Jawa Barat.

Untuk tahun ini, HRTA berencana untuk memperluas layanan gadai emasnya ke Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sandra menilai, sektor usaha ini berpotensi memberi kontribusi yang baik dalam bisnis perusahaan.

"Kami sedang ajukan izin gadai emas di wilayah-wilayah tersebut. Yang sudah masuk finalisasi di OJK itu yang di Jawa Timur. Wilayah itu potensi pasarnya juga cukup besar untuk gadai emas, karena cakupannya hingga ke Pulau Madura," jelasnya.

Sementara itu, penurunan harga emas dunia dinilai tidak akan berpengaruh terhadap penjualan Hartadinata Abadi.

Sandra mengatakan, penurunan harga emas yang terjadi secara harian dinilai tidak akan berdampak terhadap penjualan emas yang dilakukan perusahaan secara keseluruhan.

"Pada dasarnya, baik harga emas sedang naik atau turun, kami harus tetap mendapatkan profit melalui upaya-upaya yang telah disiapkan," jelasnya.

Sandra juga mengakui memang ada sedikit penurunan angka penjualan emas. Namun, hal tersebut bukan disebabkan oleh fluktuasi harga emas, melainkan pandemi virus corona yang membuat pembelian emas di gerai-gerai milik HRTA menjadi terhambat.

Ia cukup optimistis fluktuasi harga emas ini akan mendatangkan keuntungan bagi HRTA. Sebagai aset safe haven, harga emas yang rendah akan mendorong konsumen untuk membeli emas untuk kemudian dijual saat harganya tinggi.

"Penjualan akan semakin tinggi, karena saving melalui emas juga akan meningkat. Untuk itu, kami juga terus terpacu untuk menghasilkan desain-desain yang sesuai dengan minat pasar," katanya.

Pihaknya cukup optimistis dapat menikmati pertumbuhan laba bersih dan pendapatan pada akhir tahun 2020. Perusahaan menargetkan dapat meraup pendapatan senilai Rp4 triliun serta laba bersih sebanyak Rp170 miliar.

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan perolehan laba pada 2019 senilai Rp150 miliar dan pendapatan sebesar Rp3,23 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper