Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Stimulus AS Mandek, IHSG Ikut Tertekan

Sempat menguat di menit pertama perdagangan, IHSG berbalik melemah tipis.
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan tidak dapat melanjutkan penguatan pada awal perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG tersungkur 0,13 persen ke level 5.183 pada perdagangan Rabu (12/8/2020) pukul 09.06 WIB. Sebanyak 116 saham menguat, 155 saham melemah, dan 136 saham tidak bergerak. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat senilai Rp6.029,49 triliun.

Pada perdagangan Selasa (11/08/2020),  IHSG menguat 0,63 persen atau 32,33 poin menjadi 5.190,17, setelah bergerak di rentang 5.157,93 - 5.201,45. Terpantau 242 saham menguat, 207 saham melemah, dan 138 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp9,03 triliun, dengan kapitalisasi pasar Rp6.035,53 triliun.

Tim Riset MNC Sekuritas mengingatkan agar investor mewaspadai adanya koreksi IHSG yang akan mengarah ke area 5.020-5.110 apabila tak mampu menembus resistance 5.187.

Pelemahan IHSG menyusul Bursa Asia lainnya yang lebih dulu melemah karena keraguan investor terhadap stimulus fiskal yang akan dikucurkan AS.

Pergerakan pasar secara global hari ini akan dipengaruhi oleh mandeknya pembahasan paket stimulus fiskal di Amerika Serikat. Pemimpin Senat dari Partai Republikan, Mitch McConnell mengatakan hingga saat ini pembahasan paket insentif fiskal di Washington tengah menemui jalan buntu.

Sementara itu, reli positif emas yang mendorong harga komoditas tersebut menembus US$2.000 per ounce terkoreksi pada Selasa kemarin. Hal ini terjadi seiring dengan terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil obligasi yang berdampak pada harga komoditas seperti emas.

"Saat ini terlihat adanya profit taking yang terjadi. Para pelaku pasar ingin merotasi portofolionya pada beberapa produk yang performanya tengah menurun, ujar Portfolio Manager Gradient Investments, Keith Gangl.

Sementara itu, Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, memilih Senator dari Negara Bagian California, Kamala Harris, sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden AS November mendatang. Biden meyakini, karakter progresif Harris selama berkarir dan ikatannya dengan golongan kulit hitam di AS akan mempermudah jalannya menuju Gedung Putih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper