Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Terpapar Profit Taking dan Janji Palsu Stimulus

Bursa AS mengalami profit taking pada saham-saham yang sudah mengalami reli hebat beberapa hari kemarin.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat berbalik turun karena investor melakukan profit taking di tengah kekhawatiran terhadap kelanjutan paket stimulus.

Pada penutupan perdagangan Selasa (11/8/2020) waktu setempat, Dow Jones turun 0,38 persen menjadi 27686.91, S&P 500 koreksi 0,8 persen menuju 3333.69, dan NASDAQ anjlok 1,69 persen ke level 10782.82.

Dalam publikasi risetnya, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyampaikan pasar saham AS berbalik melemah tajam di jam-jam terakhir perdagangan.

Hal ini disebabkan investor menjual beberapa saham yang mengalami reli terbesar di tengah kekhawatiran bahwa paket pengeluaran dari Washington tidak akan segera terjadi.

"S&P 500 turun untuk pertama kalinya dalam delapan sesi perdagangan," paparnya, Rabu (12/8/2020).

Sejumlah trader mengutip komentar dari Senat Senior Mitch McConnell yang mengatakan pembicaraan stimulus menemui jalan buntu. Nasdaq 100 jatuh untuk hari ketiga. Imbal hasil obligasi melonjak sebelum lelang utang minggu ini dan emas jatuh.

Reli yang mendorong harga emas ke rekor ketinggian di atas US$2.000 per ons telah terhenti tiba-tiba, dengan logam kuning menuju penurunan terbesar dalam tujuh tahun setelah imbal hasil obligasi melonjak lebih tinggi.

Treasury dan imbal hasil obligasi Eropa naik, memotong suku bunga riil negatif yang telah mendukung logam. Imbal hasil Treasury 10-tahun melonjak terbesar sejak Juni di tengah banyaknya penerbitan utang pemerintah dan perusahaan.

Spot emas turun 5,5 persen menjadi US$1.915,23 per ounce pada pukul 2:46 sore di New York, menuju penurunan terbesar sejak April 2013. Sebelumnya, harga menembus di bawah level $ 1.921 yang tercatat sebagai rekor selama hampir sembilan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper