Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saudi Aramco Optimis Permintaan Kembali, Minyak Mentah Menguat

Harga minyak WTI dan Brent kompak menguat setelah Saudi Aramco melanjutkan rencana untuk membayar dividen senilai US$75 miliar tahun ini.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (11/8/2020) di tengah optimisme Saudi Aramco terhadap pasar minyak mentah dan tanda-tanda melambatnya penyebaran virus corona di AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September menguat 0,72 persen atau 0,3 poin ke level US$42,24 per barel pada pukul 09.44 WIB.

Sementara itu, minyak jenis Brent untuk pengiriman Oktober menguat 0,47 persen atau 0,21 poin ke level US$45,20 per barel di bursa ICE Futures Europe setelah naik 1,3 persen pada hari Senin.

Produsen minyak terbesar dunia Saudi Aramco melanjutkan rencana untuk membayar dividen senilai US$75 miliar tahun ini. Selain itu, perusahaan juga mengatakan bahwa permintaan minyak mentah Asia hampir kembali ke tingkat sebelum virus.

Menambat sentimen positif terhadap pasar minyak, wjmlah warga Amerika yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 turun di bawah 50.000 untuk pertama kalinya dalam sebulan ketika lonjakan di Sun Belt berkurang.

Namun, pandemi masih melonjak atau kembali muncul di banyak bagian di dunia dan membebani prospek permintaan energi. Sementara itu, negosiasi rencana stimulus di AS masih menemui jalan buntu. China juga mengatakan akan memberi sanksi kepada 11 pejabat Amerika sebagai pembalasan atas langkah serupa oleh AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate sedang menguji batas atas dari kisaran US$40 hingga US$42 per barel selama sebulan terakhir, dengan kenaikan produksi OPEC+ sejauh ini masih memiliki dampak minim terhadap pasar. Sementara itu, output dari Norwegia diperkirakan turun bulan depan, menjadikannya penyumbang terbesar penurunan pengiriman oleh produsen Atlantic Basin.

Sebagai tanda permintaan mulai pulih di pasar bahan bakar pesawat yang terpukul keras oleh pandemi, jumlah penerbangan komersial di seluruh dunia naik hampir 6 persen dalam tujuh hari hingga Minggu, menurut data FlightRadar24. Namun, jumlah rata-rata 67.000 pesawat yang terbang masih di bawah angka sebelum pandemi yang mencapai 100.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper