Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melemah, Saatnya Akumulasikan Reksa Dana Dolar AS?

Produk reksa dana berdenominasi dolar AS menjadi semakin menarik di tengah pelemahan dolar.
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07  persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — Manajer investasi menilai saat ini menjadi kesempatan bagi investor untuk mengakumulasikan reksa dana berdenominasi dolar AS. Pasalnya, dolar AS masih berpotensi melanjutkan pelemahannya.

Berdasarkan data Bloomberg pada 11 Agustus 2020 pukul 14.35 WIB, indeks dolar AS menguat 0,06 persen ke level 93.642, Secara year-to-date, tolok ukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang dunia tersebut melemah 2,84 persen.

Chief Investment Officer Eastspring Investments Indonesia Ari Pitojo melihat ke depannya masih ada potensi pelemahan dolar AS. 

Pasalnya, Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan terus meningkatkan likuiditas melalui pembelian kembali obligasi dalam rangka mengimbangi dampak ekonomi dari pandemi Covid-19. 

“Kami melihat hal ini malah menjadi kesempatan yang baik untuk melakukan diversifikasi dan masuk ke reksa dana berdenominasi dollar AS secara bertahap dan melakukan dollar cost averaging,” kata Ari kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.

Adapun, dollar cost averaging dilakukan oleh investor reksa dana dengan strategi berinvestasi secara rutin dalam jumlah yang sama tanpa melihat harga.

Baru-baru ini, Eastspring Indonesia meluncurkan produk reksa dana berdenominasi dolar AS terbarunya bertajuk Eastspring Syariah Greater China Equity USD pada 15 Juni 2020.

“Dana investasi ini berinvestasi di kawasan Greater China yang punya potensi pertumbuhan ekonomi yang superior,” jelas Ari.

Melalui produk reksa dana saham ini, investor dapat mendiversifikasikan portofolio di sektor-sektor yang belum tersedia di dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seperti sektor teknologi.

Eastspring Indonesia pun memilih saham dari Tencent Holdings Ltd., Alibaba Group, dan JD.Com. sebagai aset kepemilikan terbanyak (top holding) untuk produk reksa dana anyar ini.

Lebih lanjut, Eastspring Syariah Greater China Equity USD menggunakan indeks Dow Jones Ismaic Market (DJIM) Greater China Index sebagai tolok ukur kinerja produk.

Manajer Investasi asal Inggris yang memiliki total dana kelolaan Rp84,39 triliun ini telah memiliki 3 produk reksa dana berdenominasi dolar AS yaitu Eastspring Syariah Greater China Equity USD, Eastspring Syariah Equity Islamic Asia Pacific USD Kelas A, dan Eastspring Syariah Equity Islamic Asia Pacific USD Kelas B.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper