Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Diramal 6,6 Persen, Fitch Tegaskan Peringkat BBB untuk Indonesia

Fitch Ratings memperkirakan rebound pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,6 persen pada 2021.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan penjelasan mengenai strategi pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan penjelasan mengenai strategi pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Fitch Ratings menegaskan peringkat kredit jangka panjang BBB untuk Indonesia dengan outlook atau prospek stabil pada Senin (10/8/2020).

Lewat publikasi Senin (10/8/2020), Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan berkontraksi 2 persen pada 2020. Kondisi itu dipicu oleh dampak virus Covid-19.

Dampak pandemi disebut tercermin dari laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi 5,3 persen secara year on year pada kuartal II/2020. Akan tetapi, posisi itu telah diantisaspi dalam proyeksi Fitch Ratings.

Fitch Ratings memperkirakan rebound pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,6 persen pada 2021. Prediksi itu sejalan dengan efek basis rendah serta momentum diperkirakan akan berlanjut ke 5,5 persen pada 2022 seiring dengan fokus pembangunan infrastruktur.

“Perkiraan kami memiliki risiko yang cukup besar khususnya karena penyebaran Covid-19 yang berkelanjutan di Indonesia,” jelas Fitch Ratings dalam publikasi yang dikutip, Senin (10/8/2020).

Fitch menyebut peringkat kredit Indonesia sejalan prospek pertumbuhan jangka menengah yang menarik serta rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB).

Kendati demikian, Indonesia disebut memiliki ketergantungan yang tinggi kepada pembiayaan eksternal, pendapatan pemerintah yang rendah, dan fitur struktural yang tertinggal dibandingkan dengan negara lain dengan peringkat yang sama.

Fitch menyebut beberapa faktor yang dapat mengarah kepada tindakan penurunan peringkat negatif antara penurunan berkelanjutan dalam penyangga cadangan devisa, peningkatan berkelanjutan dalam beban publik, serta melemahnya kerangka kebijakan yang dapat merusak stabilitas ekonomi makro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper