Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Turun Tipis, Ini Rekomendasi Saham Telkom (TLKM) pada Senin (10/8)

Telkom mencetak laba bersih Rp10,98 triliun pada semester I/2020, turun tipis dibandingkan dengan pencapaian pada semester I/2019.
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Analis merekomendasikan spekulasi beli saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. pada perdagangan Senin (10/8/2020).

Telkom mencetak laba bersih Rp10,98 triliun pada semester I/2020. Jumlah tersebut turun tipis dibandingkan dengan pencapaian pada semester I/2019.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020 yang dipublikasikan Jumat (7/8/2020), Telkom mengantongi pendapatan Rp66,85 triliun per 30 Juni 2020. Realisasi itu turun 3,58 persen dari Rp69,34 triliun periode yang sama tahun lalu.

Sejumlah beban yang dikeluarkan oleh emiten berkode saham TLKM itu tercatat menurun secara tahunan pada semester I/2020. Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi turun 25,53 persen menjadi Rp16,22 triliun per 30 Juni 2020.

Beban pemasaran perseroan juga turun 26,90 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp1,45 triliun per 30 Juni 2020. Beban umum dan administrasi perseroan juga turun 2,89 yoy menjadi Rp2,89 triliun pada semester I/2020.

Dengan sejumlah penurunan beban itu, TLKM mencetak laba usaha Rp22,25 triliun per 30 Juni 2020. Pencapaian itu naik 0,19 persen dari Rp22,21 triliun pada semester I/2019.

Sayangnya, biaya pendanaan emiten telekomunikasi milik negara itu naik 12,92 persen yoy menjadi Rp2,31 triliun. Perseroan juga membukukan rugi penurunan nilai investasi Rp342 miliar.

Dengan demikian, TLKM membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp10,98 triliun pada semester I/2020. Pencapaian itu turun 0,80 persen dari Rp11,07 triliun periode 30 Juni 2019.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyampaika hal ini juga mendorong margin EBITDA perseroan tumbuh 6,2 ppt menjadi 54,0 persen. Sementara itu, margin laba bersih naik menjadi 16,4 persen dari sebelumnya 16,0 persen.

Dia mengatakan pandemi Covid-19 tak dapat dipungkiri telah memberi dampak signifikan terhadap perekonomuan dan industri telekomunikasi di Indonesia. Namun, dia menilai dalam kondisi menantang ini perseroan tetap bisa mencatatkan kinerja yang cukup baik.

“Di tengah pandemi Covid-19 yang tidak dapat dipungkiri berdampak terhadap perekonomian dan industri telekomunikasi, Telkom masih bisa mencatat kinerja yang cukup baik dengan peningkatan profitabilitas perseroan di mana margin EBITDA dan margin laba bersih tercatat tumbuh dibandingkan tahun lalu,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (8/8/2020).

Dia mengatakan kinerja bisnis perusahaan ini tidak lepas dari peningkatan lini bisnis Digital Business Telkomsel dan fixed broadband IndiHome yang pendapatannya tumbuh masing-masing 13,5 persen dan 19,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Telkomsel mencatatkan pertumbuhan pada bisnis digital sebesar 13,5 persen menjadi sebesar Rp31,9 triliun dengan total kontribusi tumbuh hingga 72,4 persen dari total pendapatan Telkomsel. Dia menyampaikan kinerja ini dikontribusi oleh 160,1 juta pelanggan, dengan pelanggan mobile data sebanyak 105,1 juta.

Di sisi lain, saham TLKM ditutup melemah 40 poin atau 1,32 persen ke posisi 2.980. Saham TLKM dibuka di level 3.020 dan bergerak di rentang 2.970 hingga 3.030 sepanjang perdagangan hari ini, Jumat (7/8/2020).

Saham TLKM diperdagangkan sebanyak 15.884 kali dengan volume 78,35 juta lembar senilai Rp234,19 miliar. Dalam sepekan terakhir, saham TLKM tercatat turun 4,18 persen. Bila dibandingkan dengan periode awal tahun, saham TLKM tergerus 24,94 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper saham Telkkom yang mengalami koreksi masih bergerak disekitar support. Dia pun merekomendasikan investor untuk melakukan spekulasi beli pada Senin (10/8/2020).

"Spekulasi beli, target harga Rp3.120—Rp3.150, entry level Rp3.000—Rp3.030, stop loss Rp2.970," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper