Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham KAEF dan INAF Digembok, Investor Buru Saham Farmasi Ini

Dalam sepekan terakhir, saham Pyridam Farma Tbk. naik 16,29 persen. Adapun sejak awal tahun saham Pyridam Farma meleset lebih dari 400 persen.
Pabrik Pyridam Farma di Cianjur./pyridam.com
Pabrik Pyridam Farma di Cianjur./pyridam.com

Bisnis.com, JAKARTA - Laju saham PT Pyridam Farma Tbk. melanjutkan reli setelah menguat 55 poin atau 5,61 persen ke posisi 1.035 pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (7/8/2020).

Saham Pyridam Farma dibuka di level 980 dan bergerak di rentang 915 s.d 1.140 pada sepanjang perdagangan hari ini. Dalam sepekan terakhir, saham berkode PYFA naik 16,29 persen.

PYFA menjadi salah satu saham paling diburu investor sejak awal tahun. Saham perusahaan farmasi ini telah melonjak 422,73 persen dalam periode tahun berjalan (year to date). Dalam setahun, harga saham PYFA juga naik 441,88 persen.

Sektor farmasi menjadi incaran investor seiring dengan pandemi virus corona (COvid-19) yang memantik permintaan produk farmasi. Rencana uji klinis calon vaksin Covid-19 oleh PT Bio Farma (Persero) bahkan telah mengerek laju saham PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma, dua anak usaha Bio Farma.

Mulai hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham KAEF dan INAF. Otoritas bursa memutuskan langkah itu sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif dua saham anggota Holding BUMN Farmasi tersebut.

“Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham,” tulis Manajemen BEI dalam pengumuman yang dikutip, Jumat (7/8/2020).

Penghentian sementara itu dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang dalam setiap pengambilan keputusan investasi di saham INAF dan KAEF.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham KAEF dan INAF menguat dalam 1 bulan terakhir. KAEF terbang 181,42 persen dan INAF terbang 217,41 persen hingga akhir sesi Kamis (6/8/2020).

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke zona merah tertekan aksi jual investor asing pada sesi Jumat (7/8/2020). Kapitalisasi pasar pun kembali terjerembap di bawah level Rp6.000 triliun.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 0,66 persen ke level 5.143,89 pada akhir sesi Jumat (7/8/2020). Sebanyak 163 saham menguat, 263 saham terkoreksi, dan 159 saham stagnan. Total nilai transaksi di seluruh papan perdagangan mencapai Rp9,90 triliun. Investor asing membukukan net sell senilai Rp1,33 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper