Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalan Terjal IHSG Kembali ke Level 6.000

Kinerja IHSG diperkirakan bakal rebound dalam lima bulan sisa di tahun ini. Pelaku pasar meyakini kegiatan ekonomi akan pulih dan mengerek aktivitas di pasar modal. Akan tetapi, level IHSG disebut sulit kembali ke level 6.000.
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,JAKARTA — Indeks harga saham gabungan diyakini akan melanjutkan tren penguatan setelah rilis pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 meski sulit kembali ke level 6.000 pada akhir 2020

IHSG kembali menghijau dengan menguat 1,00 persen ke level 5.178,27 pada akhir sesi Kamis (6/8/2020). Total nilai transaksi di seluruh papan perdagangan mencapai Rp11,12 triliun.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penguatan IHSG telah terjadi selama 3 hari berturut-turut setelah sempat amblas 2,785 persen sesi Senin (3/8/2020). Saat itu, total nilai net sell atau jual bersih asing mencapai Rp1,47 triliun.

Kemarin, IHSG mampu unjuk gigi di zona hijau setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy). Indeks perkasa dengan menguat 1,03 persen sekaligus menempati urutan kedua di Asean.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan pasar tetap kokoh setelah rilis pertumbuhan ekonomi karena pasar memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 menjadi yang terburuk akibat terhentinya sejumlah aktivitas ekonomi. Akan tetapi, saat ini sudah dapat dilihat bahwa perekonomian mulai pulih serta permintaan mulai naik.

“Ke depan, diperkirakan data ekonomi akan lebih baik dibandingkan dengan data kuartal II/2020,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (5/8/2020).

Frankie menyebut Mckinsey & Co juga memprediksi Indonesia akan menjadi negara pulih paling awal di Asia Tenggara. Dengan data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang sudah membaik serta permintaan mulai menanjak, pasar menjadi lebih optimistis. Dia memperkirakan IHSG akan mencapai 5.600 di akhir tahun nanti.

Secara terpisah, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan investor saham melihat ke depan. Menurutnya, IHSG mulai memfaktorkan pemulihan bertahap sejak kuartal III/2020 karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai direlaksasi sejak pertengahan Juni 2020.

“Saya memperkirakan IHSG akan dalam pola recover sampai akhir tahun ini. Target IHSG akhir tahun 2020 adalah 5.400,” ujarnya.

Di lain pihak, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan kontraksi pertumbuhan ekonomi sudah priced in pada sesi perdagangan Senin (3/8/2020). Dengan demikian, terjadi rebound IHSG pada sesi selanjutnya.

Kendati demikian, Frederik menggarisbawahi investor asing masih tercatat jual bersih atau net sell sejak awal pekan ini. Target IHSG hingga akhir tahun masih di level 5.200.

Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengatakan investor optimistis dengan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi pada kuartal III dan kuartal IV. 

Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan akumulasi saham-saham yang sudah terdiskon seperti BMRI dan BBNI di sektor perbankan dan TLKM di sektor telekomunikasi. Robertus memprediksi IHSG berpotensi melanjutkan penguatan. Indeks diperkirakan menguji level 5.400—5.5000 sampai akhir tahun.

“Rendahnya PDB kuartal II/2020 dapat menjadi momentum bagi pemulihan pertumbuhan yang tinggi di kuartal III dan kuartal IV,” jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, IHSG parkir di level 6.299,54 akhir 2019. Posisi itu mencetak return positif 1,7 persen dari level 6.194,49 pada sesi terakhir 2018.

Pergerakan IHSG sudah tertekan sejak awal 2020. Kondisi semakin parah ketika terjadi kepanikan pasar akibat jumlah kasus positif Covid-19 yang terus bertambah pada Maret 2020. IHSG menyentuh titik terendahnya meninggalkan level 4.000 pada 23 Maret 2020. Saat itu, indeks amblas 4,42 persen dan parkir di posisi 3,989.

Setelah itu, IHSG coba terus bangkit dan akhirnya kembali menyentuh 5.000 pada Juli 2020. Pergerakan masih tercatat -17,80 persen secara year to date (ytd).

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kondisi pasar saham saat ini belum sepenuhnya pulih meski IHSG sudah bangkit dari level terendahnya pada Maret 2020. Menurutnya, indeks masih kisaran 5.000 padahal sebelumnya di level 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper