Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi Intikeramik (IKAI) Membengkak, Manajemen Beberkan Strategi Pemulihan

Berlakunya kebijakan new normal oleh pemerintah akan memberikan momentum pemulihan bagi bisnis perusahaan.
Hotel Saka Medan. Hotel yang memiliki kapasitas 108 kamar ini adalah satu dari tiga hotel yang dimiliki oleh PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)./Intikeramik
Hotel Saka Medan. Hotel yang memiliki kapasitas 108 kamar ini adalah satu dari tiga hotel yang dimiliki oleh PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)./Intikeramik

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. (IKAI) mencatatkan perlambatan pertumbuhan tercermin dari penurunan pendapatan dan semakin membengkaknya rugi perseroan pada semester pertama tahun ini.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2020 di laman keterbukaan informasi BEI pada Kamis (6/8/2020), Intikeramik mencatatkan penurunan pendapatan 19,23 persen secara tahunan menjadi Rp27,96 miliar.

Dari situ, IKAI membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang semakin membengkak menjadi Rp49,73 miliar dari posisi rugi tahun sebelumnya yakni Rp37,77 miliar.

Teuku Johas Raffli, Presiden Direktur Intikeramik Alamasri Industri , menyatakan bahwa dengan dimulainya kebijakan new normal oleh pemerintah akan memberikan momentum pemulihan bagi bisnis perusahaan.

“Setiap tantangan yang kami hadapi, merupakan suatu pembelajaran bagi kami untuk terus berkarya membuka pintu peluang baru. Kerja keras dan upaya tersebut sudah mulai terlihat pada kinerja anak usaha kami, terutama untuk unit bisnis keramik yang berhasil mencetak pertumbuhan positif,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (6/8/2020).

Baginya, memang untuk mencapai pertumbuhan kembali seperti semula tampak sulit, namun manajemen berharap dengan dimulai kembalinya kegiatan perekonomian nasional, dapat memberikan prospek yang lebih cerah bagi perseroan untuk memulihkan profitabilitas bisnis secara bertahap.

Lebih lanjut, manajemen mengakui rugi yang membengkak pada awal tahun ini disebabkan oleh adanya perlambatan pada bisnis perusahaan akibat pandemi yang sedang berlangsung, terutama untuk sektor perhotelan dan pariwisata.

Pendapatan dari sektor perhotelan memang masih menjadi kontributor utama dari omzet perseroan yaitu sekitar 67,06 persen dari total pendapatan pada periode tersebut.

Namun dengan akan diimplementasikannya kebijakan new normal oleh pemerintah, perseroan berharap akan berusaha memaksimalkan kesempatan yang ada untuk memulihkan bisnis perhotelan perusahaan.

Terkait dengan aktivitas bisnis keramik, perusahaan berhasil mencapai peningkatan yang signifikan yaitu sekitar sepuluh kali lipat dari perolehan tahun sebelumnya menjadi Rp9,21 miliar dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp811,1 juta.

“Pencapaian ini didukung oleh adanya pembukaan beberapa distributor baru di daerah Jawa dan dimulainya kemitraan dengan Mitra10 yang menjadi pendorong utama kinerja penjualan keramik,” ungkap manajemen.

Untuk kedepannya, produsen keramik dengan jenama Essenza ini akan memperkuat jaringan distribusi penjualan ke modern outlet terutama ke kawasan yang masih dalam pembangunan untuk menggarap pangsa pasar yang lebih besar, dan akan mulai melakukan peninjauan terhadap proyek – proyek pembangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper