Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

13 Juta Pekerja Dapat Subsidi dari Jokowi, Saham-saham Ini Naik Tajam

Empat saham peritel mencetak kenaikan signifikan, tak lama setelah pemerintah mengumumkan pemberian subdisi bagi 13 juta pekerja bergaji di bawah 5 juta. Stimulus tersebut juga diyakini bakal meningkatkan daya beli sehingga mengerek kinerja saham-saham peritel.
Peresmian gera Matahari di Batam City, Kepulauan Riau./matahari.co.id
Peresmian gera Matahari di Batam City, Kepulauan Riau./matahari.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah untuk mengguyur bantuan kepada pekerja yang terdampak Covid-19 dinilai akan berangsur memulihkan kondisi penjualan beberapa emiten sektor ritel. Sejumlah emiten bahkan sudah mencetak kenaikan cukup signifikan pada perdagangan hari ini, Kamis (6/8/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, empat saham peritel mengalami kenaikan cukup signifikan. Saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. naik 7,41 persen ke posisi 580. Kemudian disusul saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. sebesar 4,51 persen ke level 695.

Laju dua saham Grup Lippo juga naik. Saham PT Matahari Putra Prima Tbk naik 3,77 persen ke level 110 sedangkan saham PT Matahari Department Store Tbk. naik 2,02 persen ke posisi 1.260.

Kinerja positif empat emiten ritel itu selaras dengan performa indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks melanjutkan penguatan dengan kenaikan 51,22 poin atau 1 persen ke level 5.178,27. Kenaikan tersebut membuat kapitalisasi pasar kembali ke level 6.000 triliun.

Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan stimulus dari pemerintah untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta  kemungkinan besar akan berdampak positif kepada emiten ritel dengan segmen penjualan kepada masyarakat menengah ke bawah. Segmen itu merupakat target pasar dari emiten seperti PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS).

“Berdampak positif untuk emiten retail kelas bawah seperti RALS dan LPPF, dimana segmen tersebut terbantu oleh stimulus yang diberikan pemerintah. Maka dari itu saya perkirakan penjualan retail akan berangsur pulih di kuartal III dan IV,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (6/8/2020).

Kendati demikian, hingga saat ini, sekuritas masih berpandangan netral terhadap sektor peritel tercermin dari rekomendasi tahan atau hold mayoritas saham-saham ritel.

“Mungkin ERAA (PT Erajaya Swasembada Tbk) direkomendasikan buy dengan target harga Rp1.620,” sambungnya.

Melihat dari data keuangan Erajaya pada semester pertama tahun ini, Robert menyatakan perseroan masih mampu mencatatkan laba kendati penjualannya menurun pada periode tersebut sehingga membuat kinerja keuangannya paling baik di antara beberapa emiten ritel lainnya.

Apalagi, Erajaya juga mencatatkan penurunan masa inventori yang juga cukup bagus ditambah dengan proyeksi penjualan dari beberapa produk gawai baru di akhir tahun yang akan menjadi daya tarik bagi pelanggannya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah kemungkinan akan memberikan subsidi kepada 13 juta pekerja yang memiliki upah di bawah Rp5 juta yang diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp31,2 triliun. 

Bantuan ini dinilai dapat mendorong konsumsi masyarakat mengingat berdasarkan data Badan Pusat Statistik, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sangat dalam pada kuartal II/2020, yaitu minus 5,5 persen. Adapun, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 anjlok hingga minus 5,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper