Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Minyak AS Berkurang, Harga Minyak Mulai Mendidih

Harga minyak mentah telah kesulitan mempertahankan momentum reli sejak harga turun ke level di bawah nol pada April 2020. Kala itu, penyebaran Covid-19 meningkatkan kekhawatiran di pasar mengenai tekanan terhadap tingkat konsumsi pada masa pandemi.
Tanker pengangkut minyak./Bloomberg
Tanker pengangkut minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak mentah melaju ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir di bursa ICE London. Hal itu menyusul data yang menunjukkan penurunan pasokan minyak di Amerika Serikat.

Mengutip data Bloomberg, harga minyak Brent berjangka naik 1,6 persen menjadi US$45,12 per barel pada pukul 10.15 pagi di London. Adapun harga minyak Brent telah menguat selama empat hari berturut-turut ke level tertingginya sejak 6 Maret 2020. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September menguat 65 sen ke level US$42,35 per barel.

Head of Oil Markets di Rystad Energy Bjornar Tonhaugen menyampaikan kenaikan harga minyak merespons data pasokan minyak di Amerika Serikat yang turun. American Petroleum Institute melaporkan penurunan pasokan minyak mentah di AS sebesar 8,59 juta barel.

“Harga minyak meningkat, pelaku pasar melakukan price in untuk penurunan pasokan minyak mentah di AS,” kata Tonhaugen seperti dikutip Bloomberg, Rabu (5/8/2020).

Adapun harga minyak mentah telah kesulitan mempertahankan momentum reli sejak harga turun ke level di bawah nol pada April 2020. Kala itu, penyebaran Covid-19 meningkatkan kekhawatiran di pasar mengenai tekanan terhadap tingkat konsumsi pada masa pandemi.

Pada bulan ini, OPEC+ mulai mengetes pasar dengan mendistribusikan sejumlah pasokan minyak setelah mengeluarkan aturan pembatasan produksi minyak.

Akibat pembatasan produksi itu, harga minyak berangsur-angsur pulih walaupun Saudi Aramco belum mau merilis harga jual resminya untuk pengiriman September. Pasalnya, produsen minyak mentah dari Arab Saudi itu masih kesulitan menghadapi tekanan untuk mengurangi biaya di tengah-tengah penurunan permintaan.

Survei Bloomberg memperkirakan pasokan minyak mentah AS dapat turun sebesar 3,35 juta barel untuk periode pekan lalu. Penurunan itu akan menjadi yang ketiga kalinya selama tiga pekan berturut-turut apabila data resmi dari Administrasi Informasi Energi AS memberikan konfirmasi.

Perkiraan tersebut juga didasari oleh berkurangnya produksi minyak mentah di AS sejak Maret. Selain itu, penyulingan minyak shale di AS juga memberikan tanda-tanda berkurangnya pertumbuhan produksi. Diamondback Energy Inc. menyampaikan saat ini tidak ada sinyal pertumbuhan produksi minyak yang dibutuhkan pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper