Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Japfa (JPFA) Tertekan, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Mirae Asset Sekuritas Indonesia menurunkan rekomendasi saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. menjadi hold seiring dengan penurunan proyeksi pendapatan emiten tersebut.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas Indonesia menurunkan rekomendasi saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menjadi hold dengan target harga Rp970 per saham.

Analis Mirae Asset Sekuritas Emma Fauni mengatakan rekomendasi tersebut disesuaikan dengan pemangkasan perkiraan pendapatan emiten unggas tersebut sebesar 40,6 persen pada 2020 dan 18,2 persen pada 2021.

“Kami mempertahankan target PE [price earning] sebesar 9,7 kali, -0,5 Standar Deviasi dari PE historis 4 tahun, dan mendapatkan target harga Rp970 per saham,” kata Emma dalam riset terbarunya, dikutip Selasa (4/8/2020).

Dirinya menjelaskan bahwa kinerja JPFA berpeluang pulih menjelang akhir tahun tetapi tidak dalam laju yang begitu kuat. Adapun, risiko masih berasal dari sisi permintaan yang akan membuat harga DOC (day old chick) volatil terbatas.

Pada kuartal II/2020, JPFA membukukan rugi bersih senilai Rp189 miliar. Pencapaian itu membuat target laba yang ditetapkan Mirae Asset Sekuritas untuk periode semester I/2020 tidak tercapai.

Tekanan pendapatan JPFA disebut berasal dari penurunan penjualan pakan ternak sebesar 35,1 persen secara year-on-year (yoy). Adapun segmen penjualan pakan ternak merupakan kontributor kedua terbesar di dalam total pendapatan perseroan sebesar lebih dari 30 persen.

“Penurunan penjualan pakan JPFA bahkan lebih dalam dibandingkan CPIN (-6,9 persen) dan MAIN (-23,5 persen), mencerminkan penurunan pangsa pasar JPFA pada kuartal tersebut,” jelas Emma.

Selanjutnya, segmen DOC juga mempengaruhi marjin EBIT perseroan yang turun 22,7 persen pada kuartal II/2020 dari sebelumnya 3,5 persen pada kuartal I/2020. Selanjutnya marjin EBIT dari segmen ayam broiler turun 4,8 persen pada kuartal kedua dibandingkan 4,1 persen pada kuartal sebelumnya.

Pada saat pendapatan turun, JPFA juga gagal melakukan efisiensi yang terlihat dari belanja operasional yang tumbuh 12,7 persen yoy. Hal itu membuat laba operasional jatuh 88,7 persen yoy pada kuartal II/2020. Selanjutnya, biaya dana juga menanjak 20,9 persen yoy akibat meningkatnya utang.

Emma memperkirakan JPFA akan mengurangi belanja modal setidaknya menjadi Rp1,65 triliun pada tahun ini untuk menjaga aliran kas. Sejak awal tahun, JPFA telah merealisasikan capex senilai Rp940 miliar.

Di lantai bursa, saham JPFA diperdagangkan menguat 1,5 persen ke level Rp1.015 pada pukul 09.55 WIB, Selasa (4/8/2020). Dalam sebulan terakhir, harga saham JPFA telah terpangkas 17,55 persen. Adapun dalam periode tahun berjalan, saham JPFA tergerus 34,20 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper