Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG SESI I: Hanya 43 Saham Menguat, Indeks Berhasil Kembali ke 5.000

Hingga pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, IHSG terpantau melemah 132,26 poin atau 2,57 persen ke level 5017,36. Terpantau 43 saham menguat, 407 saham melemah, dan 118 saham stagnan.
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup koreksi pada akhir sesi I perdagangan Senin (3/8/2020).

Hingga pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, IHSG terpantau melemah 132,26 poin atau 2,57 persen ke level 5017,36. Terpantau 43 saham menguat, 407 saham melemah, dan 118 saham stagnan.

Adapun pada perdagangan pagi ini indeks sempat kembali jebol ke bawah 5.000 dengan rentang pergerakan di antara 5.157,27—4.928,46.

Aksi jual bersih asing turut menekan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini. Rilis Purchasing Managers’ Index (PMI) menjadi pemicunya.

Hingga akhir sesi I, aksi jual bersih asing atau set sell mengalir deras, yakni Rp949,98 miliar. Sejumlah saham big caps menjadi yang paling banyak dilepas asing.

BBRI menempati urutan teratas saham yang paling banyak dilego asing dengan net foreign sell Rp361,5 miliar. Kemudian ada TLKM dan BBCA yang masing-masing mencatatkan net sell Rp177,3 miliar dan Rp123,6 miliar.

Ketiga sahamnya juga mengalami koreksi. BBRI terpantau turun 4,11 persen, kemudian TLKM terkoreksi 3,61 persen, dan BBCA melemah 1,6 persen.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan rilis data manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers’ Index (PMI) menjadi pemicu aksi jual bersih asing pada perdagangan hari ini.

Pasalnya, berdasarkan data yang diterbitkan pagi ini, indeks PMI Indonesia berada di level 46,9 pada Juli 2020, naik dibandingkan Juni 2020 yang berada pada level 39,1. Namun, level ini masih menunjukkan kontraksi karena masih di bawah level 50.

“Indeks PMI Indonesia yang masih konstraksi memicu net sell besar-besaran di pasar saham,” ungkapnya, Senin (3/8/2020).

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi selama Juli 2020 sebesar 0,10 persen month to month (mtm) dan inflasi tahunannya sebesar 1,54 persen year on year (yoy). Adapun, inflasi tahun kalender per Juli 2020 sebesar 0,98 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan deflasi ini masih jauh di bawah inflasi Juli 2019 sebesar 0,31 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper