Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda Indonesia (GIAA) Beberkan Manuver Pulihkan Kinerja 2020

Garuda Indonesia akan fokus pada optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara, hingga penerbangan sewa guna memulihkan kinerja yang terhuyung akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).
  Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menjadi narasumber diskusi bertema Semangat Baru Garuda di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./Antara
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menjadi narasumber diskusi bertema Semangat Baru Garuda di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020)./Antara

Bisnis.com,JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. melakukan sederet upaya pemulihan kinerja keuangan yang terdampak oleh pandemi Covid-19.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perseroan. Kondisi itu karena pembatasan pergerakan dan penerbangan selama masa pandemi.

Rerata frekuensi penerbangan turun drastis dari 400 penerbangan per hari menjadi 100 per hari. Jumlah penumpang menyusut hingga 90 persen. Untuk mengatasi itu, Irfan menyatakan terus memperkuat langkah pemulihan kinerja. Fokus utama yakni mengupayakan perbaikan fundamental perseroan secara terukur dan berkelanjutan.

"Upaya pemulihan kinerja kami lakukan secara menyeluruh pada lini bisnis perseroan meliputi langkah optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara, hingga penerbangan sewa,” jelasnya melalui siaran pers, Senin (3/8/2020).

Selain itu, lanjut dia, emiten berkode saham GIAA tersebut juga menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya dengan negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi utang, serta implementasi efisiensi di seluruh lini operasional. Tujuannya, untuk menyelesaikan tren pasokan dan permintaan pada masa pandemi.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit semester I/2020, GIAA membukukan penurunan pendapatan usaha 58,18 persen secara year on year (yoy) menjadi US$917,28 juta per 30 Juni 2020. Maskapai pelat merah itu membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik enititas induk US$712,73 juta atau setara dengan Rp10,19 triliun pada semester I/2020.

“Pandemi Covid-19 mengantarkan industri penerbangan dunia berada pada titik terendahnya di sepanjang sejarah. Kendati berada di tengah situasi sulit, GIAA optimistis bahwa dengan upaya pemulihan kinerja yang telah dilakukan dan dengan dukungan penuh pemerintah serta soliditas stakeholder penerbangan, perseroan dapat terus bertahan dan kembali bangkit,” jelas Irfan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper