Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GRUP ASTRA: Analisis Strategi ASII Pacu Kinerja Semester II

Astra International melaporkan penurunan pendapatan bersih konsolidasian 23% secara year on year (yoy) menjadi Rp89,8 triliun pada semester I/2020. Kendati demikian, laba bersih perseroan masih tumbuh 16% secara tahunan menjadi Rp11,4 triliun per 30 Juni 2020.
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja bisnis dan keuangan PT Astra International Tbk. terdampak signifikan oleh panyebaran pandemi Covid-19 pada semester I/2020. Pemulihan penjualan mobil dan menguatnya harga komoditas akan menjadi bahan bakar laju perseroan sepanjang sisa tahun ini.

Astra International melaporkan penurunan pendapatan bersih konsolidasian 23% secara year on year (yoy) menjadi Rp89,8 triliun pada semester I/2020. Kendati demikian, laba bersih perseroan masih tumbuh 16% secara tahunan menjadi Rp11,4 triliun per 30 Juni 2020.

Laba bersih Rp11,4 triliun pada akhir semester I/2020 sudah termasuk dengan keuntungan penjualan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI). Tanpa memperhitungkan keuntungan itu, laba bersih Grup Astra melorot 44% yoy menjadi Rp5,5 triliun per 30 Juni 2020.

Emiten berkode saham ASII itu mengalami penurunan laba bersih terutama disebabkan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan. Kondisi terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 serta langkah penanggulangannya.

ASII mencatat laba bersih dari divisi otomotif turun 79% serta divisi alat berat, pertambangan, serta konstruksi dan energi menurun 29 % yoy.

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak secara signifikan akibat pandemi Covid-19 terutama pada kuartal II/2020.

Sejumlah langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak kepada operasi Grup Astra secara substansial.

“Termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif serta terdapat peningkatan secara signifikan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan,” jelasnya.

Djony mengatakan pandemi Covid-19 dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya diperkirakan akan terus mempengaruhi kinerja hingga akhir tahun.

Selama masa yang penuh tantangan dengan gangguan bisnis dan ketidakpastian, ASII fokus secara khusus kepada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, serta kepastian likuiditas.

“Neraca keuangan grup tetap kuat dengan tersedianya komitmen fasilitas pinjaman senilai Rp38,6 triliun,” ujarnya.

GRUP ASTRA: Analisis Strategi ASII Pacu Kinerja Semester II

Entitas bisnis pertambangan Astra, PT United Tractors Tbk. melaporkan penurunan pendapatan 23% yoy menjadi Rp33,2 triliun pada semester I/2020. Sejalan dengan itu, laba bersihnya tergerus 28% yoy menjadi Rp4,1 triliun.

“Pandemi Covid-19 dan penurunan harga batu bara berdampak pada pasar domestik dan berimbas pada semua segmen usaha perseroan,” tulis Manajemen United Tractors dalam keterangan resminya, Rabu (29/7).

Di segmen agribisnis, PT Astra Agro Lestari Tbk. mampu membukukan lonjakan laba bersih sebesar 796,59% yoy menjadi Rp391,9 miliar pada semester I/2020. Sementara itu, pendapatannya tumbuh tipis menjadi Rp9,08 triliun.

Senior Vice President of Communications and Public Affair Astra Agro Lestari Tofan Mahdi mengatakan mengatakan kinerja pada semester I/2020 terdorong kenaikan harga CPO.

“Tetapi selain harga, program peningkatan produktivitas dan program efisiensi untuk mengantisipasi dampak Covid-19 dapat dijalankan dengan baik. Fokus kami pada semeter II/2020 adalah pada upaya pencegahan kebakaran lahan,” tuturnya.


REKOMENDASI ANALIS

Sementara itu, Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan kinerja ASII menjadi cerminan sektor riil ekonomi Indonesia. Pasalnya, perseroan memiliki lini bisnis yang terdiversifikasi mulai dari otomotif, keuangan, pertambangan, dan perkebunan.

“Sayangnya, sektor otomotif mengalami penurunan laba sangat signifikan [80 persen], keuangan dan pertambangan sekitar 30 persen. Hanya perkebunan yang sangat prospektif dengan dua kuartal berturut-turut laba tumbuh high double digit," jelasnya.

Janson memperkirakan ekspektasi kinerja pada kuartal III/2020 masih kurang baik meski tidak separah kuartal II/2020. Pertumbuhan laba ASII menurutnya baru mulai bangki pada kuartal II/2020 meski pertumbuhan cenderung flat.

Secara terpisah, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan penjualan mobil ASII sudah kembali naik signifikan setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir.

Penjualan mobil yang mulai pulih serta harga komoditas yang saat ini mulai menanjak akan menjadi katalis positif bagi perseroan semester II/2020.

“Harga CPO yang mulai meningkat juga dapat menjadi katalis pertumbuhan laba ASII dan UNTR dengan akuisisi tambang emas Martabe juga berpotensi membantu bottom line ASII di tengah harga emas yang sedang naik saat ini,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper