Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jual Minyak Sawit Salim Ivomas (SIMP) Naik 22 Persen

Harga jual minyak Sawit Salim Ivomas naik karena produksi turun 7 persen. Peningkatan harga jual turut mengerek pendapatan sebesar 6 persen dalam periode enam bulan 2020.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Beberapa produk besutan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

Bisnis.com, JAKARTA – Anak usaha Grup Salim PT Salim Ivomas Pratama Tbk. mencatatkan kenaikan harga jual produk sawit dan turunannya sebesar 22 persen.

Berdasarkan data emiten berkode saham SIMP itu, harga jual rata-rata (ASP) dari CPO dan PK pada 1H2020 naik 22 persen year-on-year (yoy) dan 13 persen yoy. Peningkatan ASP disebabkan oleh produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti turun 5 persen yoy menjadi 1,40 juta ton.

Hal itu membuat produksi CPO turun 7 persen yoy menjadi 350.000 ton seiring penurunan produksi TBS inti dan eksternal. Dengan demikian volume penjualan CPO turun 11 persen menjadi 348.000 ton sedangkan volume penjualan produk palm kernel (PK) turun 4 persen menjadi 86.000 ton.

Meskipun begitu, SIMP mencatat penjualan sebesar Rp6,87 triliun, naik 6 persen yoy terutama disebabkan kenaikan ASP dari produk sawit dan produk Minyak & Lemak Nabati (EOF) yang diimbangi oleh penurunan volume penjualan dari produk sawit dan produk EOF.

Mark Wakeford, Direktur Utama SIMP mengatakan kenaikan penjualan dan laba bruto pada semester I/2020 terutama disebabkan kenaikan ASP produk sawit dan produk EOF di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.

“Hal ini sebagian diimbangi oleh penurunan volume penjualan produk sawit seiring turunnya produksi. Produksi inti kami terutama dipengaruhi oleh kegiatan penanaman kembali untuk pohon-pohon tua di Riau dan Sumatera Utara, kemarau di semester kedua 2019 dan curah hujan tinggi di awal tahun,” katanya pada keterangan resmi Jumat (31/7/2020).

Menurutnya pada semester II/2020 permintaan minyak sawit akan terpengaruh beberapa faktor. Diantaranya adalah permintaan pasar impor utama seperti Tiongkok dan India, harga minyak mentah yang mempengaruhi permintaan biodiesel dan juga harga minyak kedelai akan mempengaruhi harga.

“Di tengah situasi volatilitas harga komoditas, kami akan terus memprioritaskan investasi belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan, berfokus pada upaya pengendalian biaya serta inovasi lainnya untuk meningkatkan produktivitas.” Katanya.

Pada semester I/2020, SIMP mencatat kenaikan laba bruto sebesar 42 persen yoy menjadi Rp985 miliar. Laba usaha dan EBITDA tercatat masing-masing sebesar Rp188 miliar dan Rp969 miliar.

Adapun rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp301 miliar dibandingkan Rp310 miliar pada tahun lalu. Kerugian timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis sebesar Rp147 miliar dan kenaikan beban pajak penghasilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper