Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Divestasi Bank Permata, Astra (ASII) Raih Laba Rp11,4 Triliun

Astra International melaporkan pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra senilai Rp89,8 triliun pada semester I/2020.
Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di kawasan Jln Sudirman, Jakarta pusat, Selas (16/6).Hasil RUPS Astra International menyetujui Djony Bunarto Tjondro diangkat menjadi Presiden Direktur menggantikan Priyono Soegiarto yang juga disetujui menjadi Komisaris Utama. Nurul Hidayat
Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di kawasan Jln Sudirman, Jakarta pusat, Selas (16/6).Hasil RUPS Astra International menyetujui Djony Bunarto Tjondro diangkat menjadi Presiden Direktur menggantikan Priyono Soegiarto yang juga disetujui menjadi Komisaris Utama. Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja keuangan PT Astra International Tbk. pada paruh pertama tahun ini terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19.

Lewat siaran pers Rabu (29/7/2020), Astra International melaporkan pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra senilai Rp89,8 triliun pada semester I/2020. Pencapaian itu turun 23 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih Grup Astra tercatat senilai Rp11,4 triliun. Realisasi itu meningkat 16 persen secara year on year (yoy) termasuk keuntungan penjualan dari penjualan saham di Bank Permata.

Tanpa memasukkan keuntungan itu, laba bersih Grup Astra turun 44 persen yoy menjadi Rp5,5 triliun. Pemicu utama yakni penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan.

Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International menjelaskan bahwa kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak secara signifikan akibat pandemi Covid-19 terutama pada kuartal II/2020.

Sejumlah langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak kepada operasi Grup Astra secara substansial.

“Termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif serta terdapat peningkatan secara signifikan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan Grup Astra,” jelasnya melalui siaran pers, Rabu (29/7/2020).

Lebih lanjut, Djony mengungkapkan penurunan harga batu bara menekan bisnis alat berat, kontraktor penambangan, serta pertambangan. Pihaknya memperkirakan dampak dari langkah yang diambil untuk menangani pandemi akan terus mempengaruhi kinerja hingga akhir tahun.

“Selama masa yang penuh tantangan ini dengan gangguan bisnis dan ketidakpastian, Grup Astra fokus secara khusus pada pengurangan biaya operasional dan belanja modal, pengelolaan modal kerja, serta kepastian likuiditas,” paparnya.

Dia mengatakan neraca keuangan Grup Astra tetap kuat dengan tersedianya komitmen fasilitas pinjaman senilai Rp38,6 triliun. Menurutnya, memastikan keselamatan karyawan selama masa pandemi merupakan prioritas utama perseroan.

“Kekuatan Grup Astra adalah pada karyawannya sehingga kami berterima kasih kepada karyawan kami di seluruh grup yang telah merespon dengan profesionalisme dan dedikasi dalam menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper