Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Rilis Lapkeu, Saham Gudang Garam (GGRM) Mengepul

Pada perdagangan Rabu (29/7/2020) sesi I, saham GGRM naik 3,74 persen atau 1.775 poin menjadi Rp49.200.
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mencatatkan koreksi laba kendati pendapatannya meningkat sepanjang semester pertama tahun ini.

Namun demikian, pada perdagangan Rabu (29/7/2020) sesi I, saham Gudang Garam mengepul. Saham GGRM naik 3,74 persen atau 1.775 poin menjadi Rp49.200. Sepanjang hari ini harga bergerak di rentang Rp47.600 - Rp49.350.

Nilai transaksi hingga tengah hari ini mencapai Rp72,51 miliar. Kapitalisasi pasar GGRM sejumlah Rp94,67 triliun.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan konsolidasi interim per 30 Juni 2020 yang diterbitkan di halaman Bisnis Indonesia edisi Rabu (29/7/2020), perseroan membukukan pendapatan Rp53,65 triliun.

Realisasi tersebut naik tipis 1,72 persen secara tahunan dari posisi periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp52,74 triliun.

Adapun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tergerus 10,75 persen secara tahunan menjadi Rp3,82 triliun pada paruh pertama tahun 2020 ini.

Hal ini membuat laba per saham atau earning per share pada periode tersebut tergerus dari posisi Rp2.225 pada tahun lalu menjadi Rp1.986 pada tahun ini.

Koreksi pada pos laba sejatinya diakibatkan kenaikan beban pokok penjualan 5,16 persen secara year-on-year menjadi Rp44,99 triliun.

Padahal, produsen rokok Surya tersebut sudah berhasil menekan beban usaha hingga 12,22 persen yoy menjadi Rp3,56 triliun, diikuti dengan kenaikan pendapatan lainnya 23,39 persen yoy menjadi Rp112 miliar dan posisi laba kurs sebesar Rp2,87 miliar yang pada periode sebelumnya mencetak rugi kurs senilai Rp10,19 miliar.

Berdasarkan segmennya, penjualan sigaret kretek mesin di dalam negeri masih menjadi penopang bisnis perseroan dengan komposisi 89,8 persen, diikuti oleh pendapatan dari sigaret kretek tangan untuk penjualan di dalam negeri dengan komposisi 7,85 persen dari total omzet.

Di sisi lain, perseroan mencatatkan penurunan liabilitas 11,94 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp24,41 triliun, diikuti dengan kenaikan ekuitas 7,5 persen dibandingkan dengan Desember 2019 menjadi Rp54,75 triliun.

Walhasil, total aset perseroan meningkat tipis 0,65 persen dibandingkan dengan periode akhir tahun 2019 menjadi Rp79,16 triliun.

Terakhir, kas dan setara kas akhir periode perseroan mencatatkan kenaikan signifikan 302,15 persen secara tahunan menjadi Rp8,25 triliun diakibatkan kenaikan kas dari aktivitas operasi dan penurunan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi dan pendanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper