Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Stimulus, Nilai Tukar Rupiah Lanjutkan Reli

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 0,11 persen. Kurs Jisdor juga menguat 0,42 persen
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (28/7/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah naik 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.519 per dolar AS dari penutupan sehari sebelumnya di level Rp14,535 per dolar AS. Kemarin, rupiah juga ditutup menguat 75 poin atau 0,51 persen.

Sementara itu, indeks dolar spot, indeks uang mengukur kekuatan mata uang dolar AS di hadapan sejumlah mata uang utama dunia terpantau naik 0,14 persen ke posisi 93.7950.

Penguatan rupiah berbarengan dengan penguatan mata uang Asia lainnya. Hampir seluruh mata uang Asia menguat,  mulai dari baht Thailand sampai dengan won Korea. Hanya rupe India dan yen Jepang yang terpantau melemah.

Sementara itu, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate juga menguat. Informasi kurs Bank Indonesia hari ini melansir, kurs Jisdor dipatok Rp14.543 per dolar AS atau naik 0,42 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan dari sisi internal, mata uang rupiah ditopang oleh langkah pemerintah yang memacu pemulihan ekonomi sekaligus penanganan Covid-19.

Disamping fokus ke vaksin, pemerintah kembali menggelontorkan stimulus sebanyak mungkin sampai akhir tahun 2020 dan diharapkan daya beli masyarakat akan tetap berjalan.Pemerintah pusat secara resmi telah menyiapkan dana Rp 11,5 triliun kepada lima Bank Pembangunan Daerah (BPD).

"Dengan demikian, perekonomian kembali berjalan dan stabilitas ekonomi kembali stabil," ujar Ibrahim

Dari sisi eksternal, pekan ini, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menggelar rapat bulanan untuk menentukan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan suku bunga acuan bertahan di 0-0,25 persen adalah 100 persen. Tidak ada ruang sama sekali untuk perubahan.

The Fed bertemu Selasa dan Rabu setelah data tenaga kerja pekan lalu menunjukkan pemulihan pekerjaan AS goyah. Tidak ada pengumuman besar yang diantisipasi, tetapi analis memperkirakan pembuat kebijakan dapat mulai meletakkan dasar untuk tindakan lebih lanjut pada bulan September atau kuartal IV/2020.

"Bank sentral AS dapat menguatkan petunjuk baru-baru ini tentang manfaat dari target inflasi rata-rata, yang akan memungkinkan suku bunga tetap lebih rendah lebih lama," paparnya.

Ibrahim memprediksi dalam perdagangan Selasa (28/7/2020) mata uang rupiah akan diperdagangkan fluktuatif di level 14.500-14.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper