Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikelilingi Sentimen Negatif, IHSG Berpotensi Lanjutkan Pelemahan

Sejumlah sentimen negatif, termasuk vaksin Covid-19, membayangi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan.
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren penurunannya dari perdagangan pekan lalu, seiring dengan banyaknya sentimen negatif yang masih mengelilingi pasar.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pelaku pasar dalam negeri perlu berhati-hati dengan sentimen positif vaksin Covid-19 karena masih butuh waktu untuk memastikan suksesnya vaksin tersebut. Uji coba vaksin itu pun masih ada potensi gagal pada pengujian fase ketiga, sehingga sentimen itu tidak semata-mata akan mendukung IHSG untuk menguat signifikan.

“IHSG berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5.074 sampai 5.031 dengan level resisten di level 5.162 sampai 5.200,” paparnya seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (26/7/2020).

Untuk diketahui, IHSG harus puas mendarat di zona merah pada sesi terakhir pekan lalu, setelah tidak mampu melawan tekanan dari sektor saham konsumer.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terkoreksi 1,21 persen atau 62,02 poin ke level 5.082,99 pada akhir sesi Jumat (24/7). Sebanyak 135 saham menguat, 296 terkoreksi, dan 163 stagnan.

Investor asing menekan pasar dalam negeri dengan net sell Rp739,58 miliar. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) jadi sasaran utama dengan nilai net sell Rp200,6 miliar.

Sektor saham konsumer menjadi penekan utama IHSG dengan koreksi 1,86 persen. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) menekan indeks dengan koreksi 4,26 persen ke level Rp1.685.

Saham konsumer lain yang ikut menekan laju IHSG yakni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). Harga produsen rokok itu turun 3,29 persen menjadi Rp47.750.

Hans Kwee menjelaskan meningkatnya infeksi Covid-19 menimbulkan kekhawatiran pasar akan terdapat kebijakan pengendalian, seperti lockdown, yang dapat memperlambat proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.

Belum lagi, ditambah ketidakpastian pasar baru yang muncul, yaitu kelanjutan konflik China dan Amerika Serikat (AS) setelah aksi saling meminta ditutupnya konsulat diplomatik masing-masing negara di Houston dan Chengdu.

“Risiko jangka pendek terbesar saat ini adalah salah satu negara baik AS maupun China melangkah lebih jauh dan melanggar kesepakatan perjanjian fase Satu. Hal ini dapat membuat berlanjutnya perang dagang kedua negara,” jelasnya.

Kendati demikian, saat ini, pasar mengharapkan adanya paket lanjutan stimulus yang tidak berbeda jauh dengan yang ada dari Pemerintah AS. Partai Republik pun dikabarkan mempertimbangkan untuk memperpanjang tunjangan pengangguran menjadi sebesar US$400 per bulan hingga Desember 2020.

Sentimen penggelontoran stimulus itu dapat membatasi katalis negatif dari pelemahan pertumbuhan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper