Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah, Saham Emiten Farmasi BUMN Masih Perkasa

Hingga pukul 10.33 WIB, IHSG masih berada pada zona merah dengan penurunan sebesar 0,66 persen atau 33,977 poin ke level 5.111,034.
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk. Pada 2019, perusahaan farmasi milik negara itu berhasil mencetak laba setelah tiga tahun menderita kerugian./indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah, saham emiten farmasi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih perkasa pada awal perdagangan hari ini, Jumat (24/7/2020).

Hingga pukul 10.33 WIB, IHSG masih berada pada zona merah dengan penurunan sebesar 0,66 persen atau 33,977 poin ke level 5.111,034.

Dari 9 emiten sektor farmasi, saham PT Indofarma Tbk. (INAF), PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) dan PT Phapros Tbk. (PEHA) tampak masih bugar pada awal perdagangan hari ini sedangkan emiten farmasi swasta lainnya sudah berada pada zona merah.

Saham INAF memimpin kenaikan saham sektor farmasi dengan penguatan 8,94 persen atau 210 poin ke level Rp2.560. Adapun, saham INAF sudah ditransaksikan sebesar Rp123,26 miliar dengan aksi pembelian didominasi oleh investor dalam negeri.

Broker Mandiri Sekuritas terpantau paling banyak melakukan pembelian saham, sedang broker Mirae Asset Sekuritas lebih banyak melakukan penjualan saham INAF.

Di posisi kedua, saham KAEF terpantau juga mengalami kenaikan sebesar 3 persen atau 80 poin ke level Rp2.750. Diantara semua emiten sektor farmasi, saham KAEF terpantau paling banyak ditransaksikan yakni dengan nominal mencapai Rp359,78 miliar.

Sama seperti INAF, saham KAEF pun lebih banyak ditransaksikan oleh pelaku pasar domestik dengan dominasi aksi jual dan beli saham dilakukan oleh broker Mirae Asset Sekuritas.

Adapun PEHA bertengger di posisi ketiga dengan penguatan tipis 0,26 persen atau 5 poin ke level Rp1.910, dengan total transaksi sebesar Rp21,8 miliar yang didominasi oleh investor dalam negeri.

Broker Mandiri Sekuritas terpantau paling banyak melakukan pembelian saham, sedang broker BNI Sekuritas lebih banyak melakukan penjualan saham PEHA.

Berturut-turut saham PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. (DVLA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), PT Merck (MERK), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) dan PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) menjadi pemberat indeks mengingat pergerakan sahamnya berada pada zona negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper