Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat di Tengah Sentimen Uji Klinis Vaksin Covid-19

Nilai tukar rupiah menguat 0,24 persen ke posisi Rp14.750 per dolar AS.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di tengah sentimen positif perkembangan vaksin Covid-19. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah bertengger di posisi Rp14.750 per dolar AS pada pukul 09.46 WIB, menguat 35 poin atau 0,25 persen dari posisi penutupan kemarin di level Rp14.785 per dolar AS. 

Penguatan rupiah juga bersamaan dengan apresiasi mata uang Asia terhadap dolar AS. Penguatan mata uang Asia dipimpin oleh won Korea dan dolar Taiwan masing-masing 0,47 persen dan 0,34 persen.

Di sisi lain penguatan rupiah dalam hampir satu jam perdagangan hari ini turut membalikkan tren pelemahan mata uang garuda. Kemarin, nilai tukar rupiah di level Rp14.785 merupakan yang tertinggi dalam sebulan terakhir. 

Sejak awal tahun, posisi rupiah paling lemah berada di level Rp16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020. Sejak saat itu rupiah secara berangsur terus menguat hingga ke level Rp13.878 per dolar AS pada 5 Juni 2020. Dalam periode tahun berjalan, rupiah terkoreksi 6,37 persen.

Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga menguat di awal perdagangan hari ini. IHSG dibuka menguat 056 persen dibandingkan dengan penutupan kemarin.

Hingga satu jam selepas pembukaan, IHSG bertengger di posisi 5.089,684, naik hampir 40 poin atau 0,77 persen. Sebanyak 218 saham menguat dan 146 saham melemah. Adapun 163 saham stagnan.

Saham BUMN Farmasi, yaitu PT Kimia Farma Tbk. dan PT Indofarma Tbk. melesat. Hingga 10.15 WIB, saham berkode KAEF dan INAF masing-masing naik 22 persen dan 24 persen.

Sebelumnya, induk KAEF dan INAF, yaitu PT Bio Farma (Persero) akan melakukan uji klinis fase ketiga pada Juli 2020. Uji klinis tersebut merupakan bagian dari kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 dengan perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech Ltd.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan kerja sama pengembangan vaksin dilakukan oleh Bio Farma dan Sinovac. Bio Farma menurutnya memiliki fokus di bidang produksi vaksin.

“Kami itu nantinya bertugas distribusi jadi Bio Farma yang membuat vaksin,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/7/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper