Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Vaksin Covid-19, IHSG dan Rupiah Kompak Rebound

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di atas level 5.100 pada perdagangan hari ini, Selasa (21/7/2020), bersama dengan nilai tukar rupiah.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di atas level 5.100 pada perdagangan hari ini, Selasa (21/7/2020), bersama dengan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG berakhir di level 5.114,71 dengan kenaikan tajam 1,26 persen atau 63,6 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (20/7/2020), IHSG ditutup di level 5.051,11 dengan pelemahan 0,56 persen atau 28,48 poin, koreksi perdagangan hari kedua berturut-turut sejak Jumat (17/7/2020).

Indeks terpantau mulai bangkit ke zona hijau dengan menguat 0,54 persen ke level 5.078,55 pada awal perdagangan Selasa. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.047,09 – 5.135,56.

Seluruh 10 sektor pada IHSG ditutup di teritori positif, dipimpin aneka industri (+4,16 persen), pertambangan (+3,19 persen), dan finansial (+1,8 persen).

Tercatat 267 saham menguat, 169 saham melemah, dan 150 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing naik 3,3 persen dan 5,4 persen menjadi pendongkrak utama penguatan IHSG.

Indeks saham lainnya di Asia ikut menguat, antara lain indeks Nikkei 225 Jepang (+0,73 persen), Kospi Korea Selatan (+1,39 persen), S&P/NZX 20 Selandia Baru (+1,72 persen), dan S&P/ASX 200 Australia (2,58 persen).

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing naik 0,2 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 2,15 persen dan Taiex Taiwan naik tajam 1,83 persen.

Bursa Asia serempak menguat bersama bursa Eropa dan kontrak berjangka indeks saham AS pada perdagangan hari ini, menyusul kesepakatan paket stimulus yang tercapai oleh para pemimpin Uni Eropa.

Para pemimpin negara-negara Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan terkait stimulus penanganan Covid-19 setelah melakukan negosiasi panjang di Brussels sejak Jumat (17/7/2020).

Dari nominal 750 miliar euro yang akan dikucurkan UE, sebanyak 390 miliar euro di antaranya bakal berwujud dana hibah. Sedangkan 360 miliar euro sisanya disalurkan dalam bentuk pinjaman jangka panjang.

"Saya lega. Kami akhirnya berhasil mewujudkan reaksi terhadap krisis terbesar yang pernah dihadapi Uni Eropa," ujar Kanselir Jerman Angela Merkel, dikutip dari Bloomberg.

Paket stimulus tersebut bertujuan untuk menarik ekonomi mereka keluar dari resesi terburuk serta memperketat obligasi keuangan yang menyatukan 27 negara mereka.

Sementara itu, investor memantau perkembangan di Washington, di mana para anggota kongres AS mulai menuntaskan rencana bantuan berikutnya untuk menghadapi Covid-19.

“Pengurangan kebijakan moneter dan fiskal tidak akan terjadi sampai kita melihat kemajuan kesehatan yang signifikan,” ujar manajer portofolio di Gradient Investments Mariann Montagne.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta, pelaku pasar menyambut baik kesepakatan Uni Eropa untuk menjalankan program senilai 750 miliar euro demi membantu mengatasi perlambatan ekonomi.

“Pasar juga mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin Covid-19 yang semakin positif,” tutur Nafan.

Sejalan dengan IHSG, kurs rupiah ditutup terapresiasi 44 poin atau 0,30 persen ke level Rp14.741 per dolar AS, di tengah sentimen positif perkembangan vaksin Covid-19.

Rupiah berhasil rebound terhadap dolar AS setelah berakhir melemah 83 poin di posisi 14.785 pada perdagangan Senin (20/7/2020).

Berbanding terbalik dengan menanjaknya daya tarik aset berisiko, indeks dolar AS yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini tampak bergerak negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper