Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Terus Kejar Tender Proyek

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Wijaya mengatakan, saat ini pihaknya aktif mengikuti tender proyek baik di dalam maupun luar negeri.
GEDUNG BUMN WIJAYA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P
GEDUNG BUMN WIJAYA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terus menggenjot tender proyek guna mencapai target perusahaan pada tahun ini. Meski demikian, pandemi global yang terjadi membuat manajemen berencana melakukan revisi target.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Wijaya mengatakan, saat ini pihaknya aktif mengikuti tender proyek baik di dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri,

Emiten berkode saham WIKA tersebut membidik proyek sebesar Rp15 triliun yang mencakup mencakup sejumlah sektor, yakni infrastruktur, energi, pabrik pengolahan, dan gedung-gedung.

Upaya tender juga terus dilakukan perusahaan di luar negeri guna mencapai target tahun ini sebesar Rp5,7 triliun. Saat ini, WIKA sedang membidik sejumlah proyek dengan total nilai kontrak mencapai Rp2 triliun.

“Proyek-proyek yang kami ikuti pada sektor infrastruktur dan pembangunan gedung,” katanya saat dihubungi pada Selasa (21/7/2020).

Ia melanjutkan, hingga saat ini WIKA belum mengantongi kontrak baru dari proyek-proyek di luar negeri. Perusahaan masih mengerjakan proyek dari sisa kontrak di luar negeri yang sudah didapatkan dari tahun sebelumnya.

Proyek-proyek pengerjaan dari tahun sebelumnya ada di sejumlah wilayah seperti Timor Leste, Uni Emirat Arab, Niger, dan Aljazair. Mahendra menjelaskan, WIKA membangun social housing di Aljazair, membangun gedung dan jembatan di Timor Leste, dan menggarap Dubai Expo Facility di UEA.

Wijaya Karya juga digandeng oleh perusahaan asal Taiwan, RSEA Engineering Corporation, untuk mengerjakan jalur MRT inner ring road di kota New Taipei City. Perusahaan akan mengerjakan jalur bernama Sanying Line sepanjang 14,3 Kilometer dan menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia, dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.

"Kami hanya konstruksi saja proyek di luar negeri," katanya.

Ia menambahkan, di tengah pandemi yang tengah terjadi, pembayaran kontrak di luar negeri tersebut masih baik. Sejauh ini, pihaknya belum mengalami keterlambatan pembayaran atau penundaan pembayaran.

Meski demikian, saat ini manajemen WIKA tengah mengkaji ulang sejumlah target akibat pandemi virus corona. Hal ini dilakukan agar lebih realistis dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Adapun hingga Mei 2020, WIKA telah mendapatkan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp3,14 triliun. Perolehan kontrak sebagian besar berasal dari produk-produk precast concrete. Kontributor selanjutnya berasal dari proyek-proyek infrastruktur, yang meliputi pembangunan jalanan, gedung-gedung dan lain-lain. 

Secara rinci, perolehan kontrak baru WIKA berasal dari industri sebesar Rp1,61 triliun, infrastruktur dan bangunan sebesar Rp111 triliun, energi dan industrial plant Rp143 miliar, serta properti sebesar Rp275,74 miliar. Dengan demikian, perseroan memiliki order book sebesar Rp80,71 triliun yang masih bisa diproduksi hingga 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper