Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Mayora Masih Solid (MYOR), Fitch Pertahankan Peringkat AA

Peringkat AA yang disematkan Fitch juga menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang relatif sangat rendah.  
Kantor PT Mayora Indah Tbk./mayora
Kantor PT Mayora Indah Tbk./mayora

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Fitch Ratings mempertahankan peringkat jangka panjang ‘AA’ untuk emiten konsumer PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dengan prospek stabil.

Di saat yang bersamaan, lembaga pemeringkat internasional tersebut juga mempertahankan peringkat ‘AA’ untuk Obligasi berkelanjutan I Mayora Indah Tahap II tahun 2017 senilai Rp550 miliar. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 21 Desember 2022 mendatang.Peringkat AA yang disematkan Fitch juga menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang relatif sangat rendah.  

“Rating Mayora mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa profil kredit perusahaan akan terus sepadan dengan peringkatnya di tengah pandemi virus corona,” tulis Fitch dalam keterangan resmi, Senin (20/7/2020).

Analis Fitch memproyeksi utang bersih/EBITDA Mayora tetap berada di bawah 1,5 x meskipun pertumbuhan pendapatan dan margin akan tertekan pada 2020. Penjualan MYOR pada tahun ini diperkirakan bakal turun satu digit.

Penjualan turun seiring dengan perkirakaan volume penjualan ekspor yang lebih rendah. Di samping itu, permintaan domestik juga melambat karena penjualan beberapa produk terpengaruh situasi pandemi.

Sebagai gambaran, pendapatan perseroan turun 10 persen pada kuartal kedua tahun 2020 dikarenakan ekspor yang lebih rendah lantaran distributor utama MYOR memangkas kebutuhan stok.

Kendati demikian, hal itu akan diimbangi oleh penjualan domestik yang lebih tinggi karena produk Mayora sangat beragam dengan merek dagang yang kuat. Produk besutan Mayora juga disebut menjadi pemimpin pasar. 

"Kami memperkirakan penjualan ekspor Mayora akan pulih secara bertahap pada semester II/2020 seiring dengan berkurangnya gangguan virus corona,” sambung analis Fitch.

Perkiraan Fitch, marjin EBITDA perseroan untuk sementara akan turun menjadi di bawah 14 persen pada tahun 2020, sebelum pulih menjadi 14 persen sampai 15 persen pada tahun 2021 dan 2022.

Hal ini didukung oleh harga bahan baku yang menguntungkan dan langkah-langkah efisiensi biaya yang bisa terukur dari margin EBITDA 16 persen pada kuartal I/2020 meskipun penjualan menurun.

MYOR juga telah mempertahankan kas mata uang asing, sebagian besar dalam dolar AS dengan fasilitas lindung nilai dari pendapatannya. Perseroan, diketahui, menghasilkan lebih dari 40 persen dari total pendapatan tahunan dari penjualan ekspor, yang menutup sekitar 30 persen dari impor bahan baku dengan mata uang dolar AS.

“Bahan baku adalah komponen terbesar dari biaya Mayora, yang merupakan 53 persen dari pendapatan pada tahun 2019. Mayora memiliki kas US$163 juta (sekitar 74 persen dari total kas) pada 31 Maret 2020,” imbuh analis.

Walhasil, Fitch percaya aset bersih mata uang asing dan pemulihan volume penjualan ekspor pada semester II/2020 akan terus membantu MYOR mengendalikan fluktuasi mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper