Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sucorinvest Asset Management Jagokan Sejumlah Saham Bakal Bersinar Semester II

Sucorinvest Asset Management termasuk pihak yang berpandangan bullish dalam melihat prospek IHSG tahun ini.
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawan di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (26/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah manajer investasi mempertahankan saham-saham bluechip untuk dijadikan underlying asset produk reksa dana saham pada paruh kedua tahun ini.

Harapannya, saham-saham berkapitalisasi besar tersebut akan menjadi yang pertama bangkit ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pulih ke level sebelum diterpa pandemi.

Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan pihaknya termasuk yang bullish dalam melihat prospek IHSG tahun ini.

Dengan demikian, saham-saham yang kapitalisasi pasarnya mendominasi indeks seperti saham sektor perbankan menjadi pilihan utama dalam menyusun portofolio reksa dana saham pada semester II/2020.

“Strategi kami lebih ke blue chip. Saham-saham mid—small cap mungkin sedikit underperform [terhadap IHSG]. Yang pasti saat IHSG naik, itu yang bangkit duluan adalah saham-saham berkapitalisasi besar,” jelas Jemmy kepada Bisnis pekan lalu.

Untuk sektornya, Jemmy menunjuk saham-saham perbankan, infrastruktur dan utilitas, serta barang konsumer menjadi yang paling banyak dikoleksi oleh manajer investasi dengan dana kelolaan Rp13,3 triliun tersebut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 17 Juli 2020, indeks saham sektor industri barang konsumer mencatatkan kinerja paling baik dibandingkan sektor lainnya dengan pelemahan 9,18 persen. Posisi itu outperform ketimbang kinerja IHSG yang jeblok 19,37 persen.

Selanjutnya, indeks saham sektor keuangan yang di dalamnya termasuk saham perbankan melemah 18,80 persen.

Menurut Jemmy, subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk perbankan akan menolong kinerja bank pada tahun ini kendati tidak akan mampu menyamai pencapaian pada tahun lalu.

“Harusnya [perbankan] ini menjadi sektor pilihan untuk asing dan investor global untuk masuk ke indonesia,” tutur Jemmy.

Adapun, indeks saham sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi disebut Jemmy memang sudah turun banyak sebesar 21,67 persen. Namun, saham di dalam sektor ini sudah mulai menawarkan valuasi yang menarik dan beberapa saham lainnya bahkan semakin diminati seperti saham telco.

Menjelang akhir tahun, Jemmy optimistis IHSG dapat menyentuh level 5.500, atau naik sekitar 10 persen dari posisi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper