Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Koreksi 0,37 Persen, Saham BUMN Rontok

Dalam sepekan, indeks saham BUMN sudah terkoreksi 1,21 persen.
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas,  Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -  Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,37 persen pada sesi perdagangan Jumat (17/7/2020). Setali tiga uang, saham BUMN yang tergabung dalam indeks IDXBUMN20 juga ikut rontok 0,77 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeksIDXBUMN20 turun 2,23 poin atau 0,77 persen menjadi 287,088. Dibandingkan dengan posisi awal pekan, saham BUMN sudah terkoreksi 1,2 persen.

Pada perdagangan hari ini, hanya 3 saham BUMN yang parkir di zona hijau. Adapun lima saham stagnan dan 12 saham mencetak koreksi. 

Tiga saham BUMN yang mencetak kenaikan hari ini adalah PT Aneka Tambang Tbk. (+1,54%), PT Bukit Asam Tbk. (+0,94 persen), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (+0,23 persen).

Sementara itu, saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk dan PT Elnusa Tbk. mencatat koreksi terdalam masing-masing 1,96 persen dan 4,10 persen. Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. menjadi dua saham BUMN yang dilego asing paling banyak.

Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, saham BRI dan Telkom masing-masing mencetak net foreign sell atau jual bersih masing-masign Rp193,5 miliar dan Rp206,4 miliar.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau TLKM menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net foreign sell senilai Rp206,4 miliar, diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. alias BBRI sebesar Rp193,5 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan tekanan IHSG pada perdagangan hari ini berasal dari sentimen global, salah satunya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, ditambah dengan kekhawatiran mengenai second wave penyebaran virus corona.

“Juga karena tensi meningkat antara AS-Tiongkok [China],” ungkapnya, Jumat (17/7/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper