Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tertekan Prospek Ekonomi AS, Kemana Arah Selanjutnya?

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (17/7/2020) pukul 10.04 WIB harga emas spot naik 0,04 persen menjadi US$1.797,95 per troy ounce.
Emas batangan./bloomberg
Emas batangan./bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami tekanan di tengah optimisme terhadap data ekonomi Amerika Serikat, sehingga terlempar dari zona US$1.800 per troy ounce.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (17/7/2020) pukul 10.04 WIB harga emas spot naik 0,04 persen menjadi US$1.797,95 per troy ounce. Adapun, harga emas Comex kontrak Agustus 2020 koreksi 0,18 persen menuju US$1.797,1 per troy ounce.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang terkoreksi 0,07 persen menjadi 96,275.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan harga emas berpeluang masih dalam tekanan turun dalam jangka pendek karena outlook menguatnya dolar AS setelah semalam perilisan data penjualan retail AS yang optimistis.

Sentimen itu menghidupkan kembali harapan terhadap pulihnya ekonomi AS. Namun, penurunan harga emas berpeluang terbatas mengingat masih adanya kekhawatiran terhadap penyebaran virus Covid-19 dan ketegangan AS-Tiongkok.

Fokus hari ini akan tertuju ke data-data ekonomi AS seperti Building Permits dan Housing Starts yang dirilis pukul 19:30 WIB dan Prelim UoM Consumer Sentiment pukul 21:00 WIB.

"Secara teknikal, harga emas masih akan cenderung turun selama harga bergerak di bawah level 1802 yang merupakan area indikator moving average 50 (garis merah) di dalam grafik 4 jam," papar Faisyal dalam publikasi riset, Jumat (17/7/2020).

Untuk sisi bawahnya, level support harga emas terdekat berada di US$1.792. Menembus ke bawah dari level tersebut berpotensi memicu penurunan lanjutan ke US$1.786 sebelum menargetkan support kuat di US$1.775.

Sementara itu, jika harga emas bergerak naik, level resisten terdekat berada di US$1802. Menembus ke atas dari area tersebut berpeluang memicu kenaikan lanjutan ke US$1.808 sebelum membidik resistan kuat di US$1.818.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper