Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Longsor ke Level Terlemah 7 Pekan, Ini Kata Analis Asing

Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (15/7/2020), sehari menjelang rilis keputusan suku bunga Bank Indonesia.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir melemah tajam terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (15/7/2020), sehari menjelang rilis keputusan suku bunga Bank Indonesia.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah ditutup melorot 137 poin atau 0,95 persen menjadi Rp14.587 per dolar AS dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (14/7/2020), nilai tukar mata uang rupiah berakhir di level Rp14.450 per dolar AS dengan pelemahan sebesar 25 poin atau 0,17 persen.

Rupiah tampak mulai rentan kembali terdepresiasi terhadap dolar AS ketika hanya mampu dibuka stagnan di level Rp14.450 pada perdagangan Rabu pagi. Mata uang Garuda ini bahkan sempat melemah 1 persen ke level Rp14.597 per dolar AS, level terlemah sejak 29 Mei 2020.

Padahal, mata uang lain di Asia tampak terapresiasi terhadap dolar AS seiring dengan melemahnya dolar AS. Indeks dolar AS terpantau merosot 0,31 persen atau 0,303 poin ke posisi 95,956.

Menurut 18 dari 30 ekonom dalam survei Bloomberg, BI diproyeksi akan memangkas suku bunga acuan 7-DRRR sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berakhir Kamis (16/7/2020),

Sementara itu, 11 ekonom memprediksi tidak ada perubahan dan 1 lainnya meramal penurunan sebesar 50 basis poin.

“Jika BI memang memangkas suku bunga dan lingkungan eksternal tetap fluktuatif, itu bisa menjadi peredam yang moderat bagi prospek rupiah ke depan,” ujar ahli strategi valuta asing di Malayan Banking Bhd., Yanxi Tan, dilansir dari Bloomberg.

Selain soal suku bunga, sentimen untuk pergerakan kurs rupiah juga dipengaruhi kekhawatiran tentang peningkatan kasus baru Covid-19 dalam negeri.

Pemerintah DKI Jakarta diperkirakan akan mengambil keputusan pada pekan ini mengenai apakah langkah-langkah pembatasan yang ketat bakal diberlakukan kembali di tengah meningkatnya jumlah kasus Covid-19.

“Kekhawatiran atas potensi Jakarta kembali menerapkan pembatasan yang lebih ketat dan mungkin juga reaksi terhadap pemberitaan yang negatif soal AS-China membebani rupiah,” sambung Tan.

Senada dengan Tan, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pasar saat ini menghadapi ancaman dari memanasnya hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan China.

Selain itu, Singapura melaporkan perekonomian mengalami kontraksi pada kuartal II/2020 hingga -41,2 persen. Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4 persen..

Memburuknya ekonomi Singapura akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia yang selama ini merupakan mitra bisnis yang sangat strategis serta  penyumbang investasi terbesar di Indonesia.

"Ini akan berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, bahkan ada kemungkinan PDB Indonesia mengalami kontraksi di kuartal II/2020," papar Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper